Minggu, 09 Desember 2012

Istriku, Kau Wanita yang Sangat Memesona!

Sewaktu saya masih SMP,  sekitar tahun 90-an,  ada satu buku yang sangat menarik perhatian saya.  Buku yang berjudul “Pribadi yang mem(p)esona” karangan La Rose ini,  sudah berkali-kali saya khatamkan, namun saya tidak pernah bosan.  Sekarang, buku itu raib entah ke mana. Terakhir saya membacanya,  beberapa lembaran sudah banyak yang terlepas dan kertasnya pun sudah mulai menguning.




Sedikit saya ulas, mengenai judul buku itu. “Pribadi yang mem(p)esona”, pada huruf P saya beri tanda kurung, sebab menurut kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang benar adalah “memesona”, sama seperti huruf P yang luruh pada kata “memukul”, “mematung”, dan “memikirkan”. Hanya saja kata “memesona” masih kurang familiar dibaca atau didengar, dibanding kata “mempesona”.

Menurut saya, buku itu sangat bagus untuk dinikmati oleh para wanita yang ingin dicintai oleh pasangannya (Suami).  La Rose menulisnya dengan bahasa yang ringan sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya.


Ini salah satu cuplikan yang bikin saya terpesona:


Sesungguhnya setiap orang adalah pribadi yang memesona. Setiap orang punya pesona dalam dirinya sendiri. Pesonanya adalah cahaya mutiara kepribadiannya. Akan tetapi, banyak orang tak sadar akan pesona pribadinya yang tak memancar.


Seperti mutiara, ia terpendam dalam lumpur kehidupan yang bernama kesibukan sehari-hari, ketidakpeduliannya pada lingkungan, pada kekasihnya, juga pada dirinya sendiri.

Atau seperti mutiara, ia lupa mengasah dirinya, hingga pesonanya tak sempat memancar. Atau hanya pudar.


Seperti apa pribadi wanita yang memesona? Apakah ia harus cantik atau seksi?


Orang yang memiliki pribadi memesona adalah orang yang hidupnya bahagia.  Jadi, untuk memiliki pribadi yang memesona orang harus lebih dahulu merasa bahagia. Kebahagiaan akan tercermin pada pribadi yang memancarkan pesona.


Kebanyakan pria terpesona pada sinar mata, senyum yang memberi kesejukan hati dan gerak gerik yang menggetarkan jiwa, bukan pada busana yang dipakai. Umumnya pria memuja perilaku yang lembut, pribadi manis dan penuh kegembiraan dan kemampuan wanita untuk memahaminya.


Pria memebutuhkan teman hidup bukan robot.  Pribahasa Cina mengatakan bahwa wanita yang memesona adalah wanita yang penuh kedewasaan namun memiliki sifat kekanak-kanakan. Wanita dewasa memiliki sikap tenang, dapat menguasai diri, sabar, tulus, berbudi luhur, penuh pengertian, dapat memberi simpati, dan pandai mengelola rumah tangganya. Bersifat kekanak-kanakan, ia seperti anak-anak tidak berdaya yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada suami. Selalu lembut, gembira dan lucu.


Ada satu bab yang sangat berkesan sekali untuk saya. Bab itu menceritakan tentang seorang  suami yang meninggalkan istrinya yang cantik, bertubuh langsing, pintar, dan mandiri. Boleh dikatakan “She is a perfect women”. Tapi, sang suami masih saja tergoda dengan wanita lain. Bahkan wanita pilihannya tidak lebih baik dari pada istrinya. Wanita tersebut usianya lebih tua, lebih jelek,  dan bertubuh tambun. 


Sepertinya,  mirip dengan cerita Lady Diana dan Pangeran Charles ya? Dua sejoli ini, boleh dikatakan sebagai pasangan yang sangat serasi dan dielu-elukan oleh masyarakat dunia.  Kita pun sudah tahu, ending pernikahan dari sang putri  yang terkenal dengan kelembutan hatinya, cantik, pintar,  dan  penuh pesona itu. 


Kandasnya pernikahan antara Putri Lady Diana dan Pangeran Charles disebabkan oleh perselingkuhan antara Pangeran Charles dengan Camilla.   Jika Camilla disandingkan dengan Lady Diana, bak bumi dengan langit. Lady Diana jauh lebih cantik daripada  Camilla tapi, Camilla telah berhasil merebut dan mengisi relung hati Pangeran Charles. Meskipun, pernikahan mereka tidak mendapat restu dari  Ratu Elizabeth. Toh, pernikahan mereka masih langeng sampai sekarang. Wow, Camilla wanita yang memesona bagi Pangeran Charles!


Dari buku La Rose saya bisa tarik kesimpulan. Seorang istri yang memesona suaminya karena hal berikut ini :

1.    Dia selalu menampakkan rasa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya.
2.    Memiliki kepribadian yang lembut, penuh kasih sayang , dan selalu tersenyum.
3.    Menjadikan suaminya sebagai pujaan hatinya.
4.    Menjadi wanita yang mandiri, namun tetap selalu merasa butuh pertolongan kaum adam.
5.    Menjadi wanita yang dewasa, namun tidak meninggalkan sikap kekanak-kanakan. 
6.    Pandai mengurus dan mengelola rumah tangga dan anak-anaknya.
7.    Jangan merendahkan suami, apalagi di hadapan orang lain.
8.    Suami sangat senang dengan pujian dari istrinya.

Sepertinya masih banyak yang bisa diambil dari buku La Rose ini. Tapi, saya hanya mampu mengingat sedikit saja, dari buku yang + dupuluh tahun yang lalu saya baca.

2 komentar:

  1. yups, setiap bunga punya sisi keindahan tersendiri, begitu juga dengan wanita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keindahan bunga itu sejatinya hanya boleh dinikmati oleh suami kita. Insya Allah, bunga itu akan selalu terselip di hati suami.

      Hapus