Minggu, 02 Desember 2012

I Love To Read

Iqro! Bacalah! 


Begitulah salah satu ayat pertama yang diturunkan oleh Allah.  Makna dari ayat tersebut, kita harus senantiasa membaca dalam kehidupan sehari-hari.  Buku adalah jendela informasi yang akan membuka cakrawala pengetahuan yang luas bagi si pembaca.  Buku akan memberikan kearifan dalam berpikir. Kebijaksanaan dalam bertindak.  Kedewasaan dalam berperilaku serta Kehati-hatian dalam keputusan.

Untuk saat ini buku sangat berlimpah ruah di pasaran. Mau model dan isi apapun pasti ada.  Untuk buku anak-anak, sudah banyak yang dikemas dengan sangat menarik.  Mulai dari cover, lay out, gambar, dan warna-warna yang langsung menarik perhatian anak. 

Ada buku anak yang bisa dibuka-tutup atau bisa ditarik-tarik, dikenal dengan buku “Pop-up”. Kalau dari bahan, ada yang terbuat dari kertas yang tebal sehingga  tidak mudah robek jika dibacakan untuk anak balita.  Bahkan ada yang terbuat dari kain yang dikhususkan untuk bayi. Dari segi isi cerita, banyak buku-buku yang dapat menunjang kecerdasan IQ, EQ, dan SQ anak.  Intinya, banyak peluang untuk orang tua, untuk mendekatkan anaknya dengan buku dan menjadikan buku sebagai sahabat mereka.

Kecintaan kepada buku diciptakan oleh lingkungannya.  Orang tua yang senang membaca, anak-anaknya pun jadi senang membaca. Orang tua yang senangnya belanja atau pergi ke mall-mall, anaknya pun jadi hobi belanja dan pergi ke mall. Pilih yang mana? Membuat anak menjadi pintar atau menjadikan anak menjadi konsumerisme?

Suatu ketika anak saya yang masih berumur 3 tahun diajak tantenya ke mall.  Saya dan suami tidak ikut. Sementara  kakak-kakak sepupunya memilih dibelikan sepatu roda, anak saya justru minta dibelikan buku.  Sampai sekarang buku itu masih suka dibacanya hingga ke adiknya. Sementara, sepatu roda hanya beberapa kali saja dimainkan. Setelah bosan dimainkan, sepatu roda itu kini hanya tergeletak begitu saja.

Ketika anak saya memilih buku dan tidak memilih barang lain, mungkin baginya buku lebih menarik perhatiannya dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Apakah ini hanya kebetulan saja? Saya pikir, ini tidak serta merta, pasti ada sebab dan akibat. 
Saya ingin berbagi  pengalaman bagaimana menjadikan buku sebagai sahabat anak saya. Bukan. Bukan berarti saya merasa  sudah berhasil dan berpuas diri. Jauhlah api dari panggang.  Saya hanya sekedar berusaha dan terus berusaha agar anak-anak kami dekat dengan buku dan menjadikan buku sebagai sahabat mereka.


How? 
  • Selama masa kehamilan, saya sering baca buku dengan bersuara.  Apapun yang saya baca, suara  saya keraskan. 
  • Intensitas membaca qur’an lebih diperbanyak lagi. Saya yakin dengan membaca qur’an akan memberikan kenyamanan untuk janin saya. 
  • Saya berusaha menyediakan waktu untuk membacakan buku untuk anak saya. 
  • Membuat perpustakaan mini di rumah atau meminjam buku anak-anak. 
  • Mempunyai waktu khusus untuk kegiatan membaca di keluarga kami.

Mudah-mudahan dapat bermanfaat. Menebar kebaikan dengan berbagi ilmu dan pengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar