Selasa, 18 Desember 2012

Bukan Emak-Emak Biasa

Rasa menyesal mulai mendera di hati. Kenapa tidak dari dulu saja, saya resign dari tempat saya bekerja. Ternyata, baru saja saya temukan arti kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup ini.  Anak-anak dan rumah. Dua kata kunci kebahagiaan yang saya cari selama ini.  Yah, sekarang saya merasa bahagia bersama anak-anak di rumah.

Banyak yang sangsi atas keputusan saya. Kata mereka, “Orang yang sudah terbiasa bekerja di luar rumah, pasti merasa jenuh jika hanya menjadi ibu rumah tangga”. Masa iya sih? Nyatanya, setelah menjadi ibu rumah tangga full time, saya justru menikmati peran baru saya ini. Mungkin belum, kata mereka lagi. Tapi, bukankah kejenuhan bisa menggerayangi siapa saja. Mau yang bertitel sebagai ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di kantoran.

Flash back dengan pekerjaan saya yang dulu. Ketika masih bekerja. Energi, waktu, dan pikiran, rasanya terkuras sampai habis. Bahkan, sampai tidak ada ampas-ampasnya lagi deh. (halaah…lebay.com). Sampai di rumah, rasanya tulang terasa remuk redam, otak ngebul, dan tenaga tinggal sisa-sisanya buat anak dan suami. Kalau lelahnya sudah di ubun-ubun, langsung tiarap di tempat tidur. “Blasss”. Bablas sambil merajut mimpi-mimpi.  Ya ampun, emang kau kerja apa sih sampai segitunya.  Kerja rodikah?

Sebenarnya, menjadi ibu rumah tangga adalah impian saya sejak masih kecil. Walaah… kesannya ‘ketu’ banget yah. Sejak menyandang gelar sebagai seorang ibu dari seorang anak yang baru brojol ke dunia ini, saya bertekad untuk mendidik dan membesarkannya sendiri. Tanpa embel-embel pakai pengasuh. Ternyata, apa yang diimpikan saya buyar.  Ibu inginnya, saya boleh berhenti kerja, asal sudah punya rumah, punya mobil, dan punya usaha sendiri. Waduh, berat nian persyaratannya bu! Saya mengajukan somasi kepada ibu. Akhirnya dibuatlah nota kesepakatan.  Ibu punya satu syarat yang harus saya penuhi. Punya rumah dan tidak mengontrak lagi, baru boleh berhenti kerja.  Alhamdulillah dari pundi-pundi emas yang dikumpulkan, berdirilah sebuah istana yang megah nan indah. (“Huks…huks…” jadi batuk. Padahal mah,  rumah serba minimalis, hehehe..)

Kesepakatan telah terpenuhi. Tanpa banyak pertimbangan lagi.  Akhirnya, You and Me, End!

Menjadi ibu rumah tangga full time dan tidak ada asisten rumah tangga? Mantap! Ternyata tidak mudah seperti yang dibayangkan. Mengurus tetek bengek pekerjaan rumah, mengasuh anak, mengurusi keperluan anak dan suami, dan segala perintilan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sungguh luaar binasa. Ups!

Itulah, kenapa wanita begitu mudahnya masuk surga. Cukup dengan berjihad di rumah dan mengerjakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Mudah kan?

Setiap tetes keringatnya akan menjadi pemberat bagi timbangan amal perbuatannya. Bagi wanita yang berhasil mencetak anak-anaknya menjadi sholeh dan sholehah, menjadi hafidz dan hafidzah, menjadi mujahid dan mujahidah, Insya Allah surga menanti.

Menjadi emak-emak di rumah. Terkesan, dengan penampilan lusuh, kucel, dan baju daster yang dekil. Kalau udah jadi emak-emak, kesannya sudah tidak sempat lagi memoles wajahnya dengan dempulan bedak. Wajahnya jadi lebih banyak terpapar dengan perona asap masakan. Parfum tubuhnya, beraroma bumbu masakan dan bau pesing dari si kecil. Pengetahuannya hanya seputar dapur, sumur dan kasur alias oon bin telmi atau kuper. “Oh… tidaaaak!”

Buat emak-emak level atas. Kesannya, sibuk-sibuk tidak jelas. Ikut arisan di sana, arisan di sini, sekedar buat rumpi-rumpi. Atau kerjaannya hanya shopping dan menghambur-hamburkan uang suami. Yang ini bukan saya banget. Hiks..hiks.

Kita buat paradigma baru. Emak-emak itu. Penampilannya keren, bajunya rapi, aroma badannya wangi, dan wajahnya kinclong. Itu baru penampilan yang oke buat emak-emak jaman sekarang. Buktikan juga kalau emak-emak itu, tidak sekedar hobi belanja dan menghambur-hamburkan uang suami. Tapi, bisa mencari ladang penghasilan buat keluarganya. Dan yang tidak kalah pentingnya.  Kutukan yang sudah melekat pada kaum hawa dari jaman ke jaman. Bahwa yang namanya emak-emak itu, senangnya gosipin orang. Kutukan itu harus dibumi hanguskan dalam diri emak-emak sekalian (Ehmmm… berasa jadi ustadzah deh). 

Buat emak-emak yang menjadi penghuni setia di rumah alias senangnya “ngendon” di rumah. Bukan berarti dia jadi “Si kuper”.  Dengan banyaknya social media dan terbuka lebarnya akses informasi di dunia maya, emak-emak bisa menjaring pertemanan sebanyak-banyaknya. Jadi, sekarang bukan emak-emak yang kuper lagi dong. "Horee…!"

Atau bisa juga mengais ilmu yang bertebaran, lewat group-group di jejaring sosial ataupun diskusi-diskusi lewat milis. Buat yang suka bisnis, dengan adanya internet, semua bisa jadi duit.  Duduk manis di rumah, duit mengalir bagaikan anak sungai,  dan pendidikan anak tetap terpantau oleh kita. Itulah para emak-emak hebat, emak-emak juara, dan emak-emak yang produktif. “Prok!….prok!….prok!” Kasih applause buat emak-emak yang hebat. Kalau saya? Huhuhu….Masih jauuuh, perjalanannya.

Banyak teman-teman saya di dunia maya, yang berhasil menjadi “seorang emak”. Mereka adalah keluarga-keluarga yang harmonis. Sukses mendidik anak, sukses menjalani bisnis, hobi dan skill  tersalurkan hingga menghasilkan uang, melebihi gaji seorang pegawai kantoran.  Kenapa saya katakan mereka berhasil menjadi “seorang emak?” Karena bagi saya, emak yang sukses tatkala ia bisa mengantarkan anak-anaknya menjadi pribadi yang sholeh, berkarakter, dan berakhlakul karimah.  Dan, saya selalu pasang badan buat mendekati emak-emak model ini, biar saya tertular seperti mereka, gitu loh!

Bagaimana?  Ingin jadi emak-emak yang biasa aja, atau jadi emak-emak yang luar biasa?

Minggu, 09 Desember 2012

Istriku, Kau Wanita yang Sangat Memesona!

Sewaktu saya masih SMP,  sekitar tahun 90-an,  ada satu buku yang sangat menarik perhatian saya.  Buku yang berjudul “Pribadi yang mem(p)esona” karangan La Rose ini,  sudah berkali-kali saya khatamkan, namun saya tidak pernah bosan.  Sekarang, buku itu raib entah ke mana. Terakhir saya membacanya,  beberapa lembaran sudah banyak yang terlepas dan kertasnya pun sudah mulai menguning.




Sedikit saya ulas, mengenai judul buku itu. “Pribadi yang mem(p)esona”, pada huruf P saya beri tanda kurung, sebab menurut kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang benar adalah “memesona”, sama seperti huruf P yang luruh pada kata “memukul”, “mematung”, dan “memikirkan”. Hanya saja kata “memesona” masih kurang familiar dibaca atau didengar, dibanding kata “mempesona”.

Menurut saya, buku itu sangat bagus untuk dinikmati oleh para wanita yang ingin dicintai oleh pasangannya (Suami).  La Rose menulisnya dengan bahasa yang ringan sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya.


Ini salah satu cuplikan yang bikin saya terpesona:


Sesungguhnya setiap orang adalah pribadi yang memesona. Setiap orang punya pesona dalam dirinya sendiri. Pesonanya adalah cahaya mutiara kepribadiannya. Akan tetapi, banyak orang tak sadar akan pesona pribadinya yang tak memancar.


Seperti mutiara, ia terpendam dalam lumpur kehidupan yang bernama kesibukan sehari-hari, ketidakpeduliannya pada lingkungan, pada kekasihnya, juga pada dirinya sendiri.

Atau seperti mutiara, ia lupa mengasah dirinya, hingga pesonanya tak sempat memancar. Atau hanya pudar.


Seperti apa pribadi wanita yang memesona? Apakah ia harus cantik atau seksi?


Orang yang memiliki pribadi memesona adalah orang yang hidupnya bahagia.  Jadi, untuk memiliki pribadi yang memesona orang harus lebih dahulu merasa bahagia. Kebahagiaan akan tercermin pada pribadi yang memancarkan pesona.


Kebanyakan pria terpesona pada sinar mata, senyum yang memberi kesejukan hati dan gerak gerik yang menggetarkan jiwa, bukan pada busana yang dipakai. Umumnya pria memuja perilaku yang lembut, pribadi manis dan penuh kegembiraan dan kemampuan wanita untuk memahaminya.


Pria memebutuhkan teman hidup bukan robot.  Pribahasa Cina mengatakan bahwa wanita yang memesona adalah wanita yang penuh kedewasaan namun memiliki sifat kekanak-kanakan. Wanita dewasa memiliki sikap tenang, dapat menguasai diri, sabar, tulus, berbudi luhur, penuh pengertian, dapat memberi simpati, dan pandai mengelola rumah tangganya. Bersifat kekanak-kanakan, ia seperti anak-anak tidak berdaya yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada suami. Selalu lembut, gembira dan lucu.


Ada satu bab yang sangat berkesan sekali untuk saya. Bab itu menceritakan tentang seorang  suami yang meninggalkan istrinya yang cantik, bertubuh langsing, pintar, dan mandiri. Boleh dikatakan “She is a perfect women”. Tapi, sang suami masih saja tergoda dengan wanita lain. Bahkan wanita pilihannya tidak lebih baik dari pada istrinya. Wanita tersebut usianya lebih tua, lebih jelek,  dan bertubuh tambun. 


Sepertinya,  mirip dengan cerita Lady Diana dan Pangeran Charles ya? Dua sejoli ini, boleh dikatakan sebagai pasangan yang sangat serasi dan dielu-elukan oleh masyarakat dunia.  Kita pun sudah tahu, ending pernikahan dari sang putri  yang terkenal dengan kelembutan hatinya, cantik, pintar,  dan  penuh pesona itu. 


Kandasnya pernikahan antara Putri Lady Diana dan Pangeran Charles disebabkan oleh perselingkuhan antara Pangeran Charles dengan Camilla.   Jika Camilla disandingkan dengan Lady Diana, bak bumi dengan langit. Lady Diana jauh lebih cantik daripada  Camilla tapi, Camilla telah berhasil merebut dan mengisi relung hati Pangeran Charles. Meskipun, pernikahan mereka tidak mendapat restu dari  Ratu Elizabeth. Toh, pernikahan mereka masih langeng sampai sekarang. Wow, Camilla wanita yang memesona bagi Pangeran Charles!


Dari buku La Rose saya bisa tarik kesimpulan. Seorang istri yang memesona suaminya karena hal berikut ini :

1.    Dia selalu menampakkan rasa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya.
2.    Memiliki kepribadian yang lembut, penuh kasih sayang , dan selalu tersenyum.
3.    Menjadikan suaminya sebagai pujaan hatinya.
4.    Menjadi wanita yang mandiri, namun tetap selalu merasa butuh pertolongan kaum adam.
5.    Menjadi wanita yang dewasa, namun tidak meninggalkan sikap kekanak-kanakan. 
6.    Pandai mengurus dan mengelola rumah tangga dan anak-anaknya.
7.    Jangan merendahkan suami, apalagi di hadapan orang lain.
8.    Suami sangat senang dengan pujian dari istrinya.

Sepertinya masih banyak yang bisa diambil dari buku La Rose ini. Tapi, saya hanya mampu mengingat sedikit saja, dari buku yang + dupuluh tahun yang lalu saya baca.

Sabtu, 08 Desember 2012

Kompetisi Menulis Nusantara



Kemenparekraf bekerjasama dengan NulisBuku.com & Plot Point mengadakan kompetisi menulis Tulis Nusantara 2012 - dengan tema: Menangkap ragam cerita hidup di Indonesia, serta workshop Menulis di 12 Kota di Indonesia.
Kategori penulisan:

    Fiksi Cerpen
    Fiksi Puisi
    Non-Fiksi

Hadiah

Fiksi Cerpen. Juara I: Rp 20.000.000, Juara II: Rp 15.000.000, Juara III: Rp 10.000.000.
Fiksi Puisi. Juara I: Rp 10.000.000, Juara II: Rp 7.500.000, Juara III: Rp 5.000.000.
Non-Fiksi. Juara I: Rp 20.000.000, Juara II: Rp 15.000.000, Juara III: Rp 10.000.000.

3 buku kumpulan fiksi dan non-fiksi hasil kompetisi Tulis Nusantara 2012 akan diterbitkan secara major!

Cara berpartisipasi

Menulis sesuai tema 'Menangkap Ragam Cerita Hidup di Indonesia' dalam bentuk puisi, cerpen (Fiksi) maupun cerita nyata (Non-Fiksi) yang memotivasi pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang keragaman di Indonesia dan mempromosikan baik ke dalam maupun luar negeri.
  
 Untuk cerpen (fiksi) dan cerita nyata (Non-Fiksi), panjang tulisan 5-9 halaman A4 dengan 1,5 spasi,  Font Times New Roman, ukuran 12 pt.

Kirimkan naskah beserta data diri (berupa attach files, bukan di body e-mail): Nama, Alamat, No. handphone, No. KTP, Twitter account (Jika ada), Alamat facebook (Jika ada), ke alamat email: tulisnusantara@gmail.com dengan format subject email: [Kategori] - [Judul tulisan]. Contoh: Non-Fiksi - "Cerita dari Banyuwangi"
   
 Follow & mention akun Twitter @tulisnusantara untuk mempromosikan tulisan yang telah dikirim dengan hashtag #TulisNusantara
   
Periode lomba: mulai dari 17 November 2012 hingga 15 Desember 2012, naskah diterima paling lambat jam 23:59 WIB pada tanggal 15 Desember 2012.
Untuk mengikuti kompetisi ini tidak dipungut biaya, GRATIS!
Pengumuman pemenang & penyerahan hadiah akan dilakukan pada tanggal 22 Desember 2012 (Awarding Night).


Syarat Umum :

  • Peserta adalah warga negara Indonesia
  • Usia peserta dibatasi minimal 17 tahun ke atas sesuai dengan identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  • Naskah ditulis dengan bahasa Indonesia
  • Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran
  • Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
  • Peserta diperbolehkan mengirimkan maksimal 1 naskah terbaiknya untuk setiap kategori.
  • Naskah yang dikirim menjadi milik panitia penyelenggara, dengan hak cipta tetap pada penulis.
  • Hak untuk mempublikasi tulisan ada di penyelenggara kompetisi.
  • Naskah yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak akan disertakan dalam proses penjurian.
  • Dewan juri akan memilih 10 naskah terbaik (Juara I, II, III dan 7 nomine) yang akan dibukukan dalam buku antologi pemenang.
  • Penyelenggara kompetisi berhak mengganti judul dan menyunting, tanpa mengubah isi
  • Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat 

Lomba Nulis Novel Populer Bentang Pustaka "Wanita dalam Cerita"


Lomba Menulis Novel Populer Bentang Pustaka
"Wanita dalam Cerita"

Novel Populer adalah novel dewasa muda yang menceritakan kehidupan kaum dewasa muda dengan berbagai dinamikanya; cinta, keluarga, karir, persahabatan, dan sebagainya.

Ketentuan:

  • Lomba terbuka bagi warga negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas.
  • Tema naskah: Wanita dalam cerita. Tidak diperbolehkan mengandung SARA dan pornografi.
  • Naskah merupakan karya asli dan bukan terjemahan atau saduran.
  • Naskah boleh ditulis oleh maksimal 2 orang.
  • Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak atau elektronik, serta tidak sedang    diikutsertakan di lomba lain.
  • Panjang naskah 150-250 halaman A4, diketik dengan font Times New Roman, 12 pt, spasi 1,5, margin 4, 4, 3, 3. Ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik.
  • Satu peserta boleh mengirimkan maksimal 2 naskah
Kirim naskah disertai:
  • Biodata lengkap (nama, alamat, no hp, email)
  • Fotokopi kartu identitas
  • Profil singkat penulis
  • Keunggulan naskah
  • Sinopsis
   
Naskah dikirim ke:

melalui email
bentang.populer@gmail.com

atau ke:
Redaksi Bentang Populer
Jl. Kalimantan G-9A
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta


Jangan lupa cantumkan "Lomba Novel" di pojok kiri atas amplop atau di subjek email.
Naskah dikirimkan mulai tanggal 5 November 2012-2Februari 2013.


Hadiah

    Juara 1: Uang tunai Rp.6.000.000 + kontrak penerbitan + paket buku sebesar Rp.700.000
    Juara 2: Uang tunai Rp.4.000.000 + kontrak penerbitan + paket buku sebesar Rp.500.000
    Juara 3: Uang tunai Rp.2.000.000 + kontrak penerbitan + paket buku sebesar Rp.300.000
    5 Pemenang berbakat: kontrak penerbitan + paket buku @Rp.200.000


PENTING!

    Pemenang akan diumumkan melalui facebook, twitter, dan blog
    Peserta lomba tidak dipungut biaya apapun.

sumber : http://pustakabentang.blogspot.com/2012/11/lomba-nulis-novel-populer-bentang.html

Minggu, 02 Desember 2012

I Love To Read

Iqro! Bacalah! 

Begitulah salah satu ayat pertama yang diturunkan oleh Allah.  Makna dari ayat tersebut, kita harus senantiasa membaca dalam kehidupan sehari-hari.  Buku adalah jendela informasi yang akan membuka cakrawala pengetahuan yang luas bagi si pembaca.  Buku akan memberikan kearifan dalam berpikir. Kebijaksanaan dalam bertindak.  Kedewasaan dalam berperilaku serta Kehati-hatian dalam keputusan.

Untuk saat ini buku sangat berlimpah ruah di pasaran. Mau model dan isi apapun pasti ada.  Untuk buku anak-anak, sudah banyak yang dikemas dengan sangat menarik.  Mulai dari cover, lay out, gambar, dan warna-warna yang langsung menarik perhatian anak. 

Ada buku anak yang bisa dibuka-tutup atau bisa ditarik-tarik, dikenal dengan buku “Pop-up”. Kalau dari bahan, ada yang terbuat dari kertas yang tebal sehingga  tidak mudah robek jika dibacakan untuk anak balita.  Bahkan ada yang terbuat dari kain yang dikhususkan untuk bayi. Dari segi isi cerita, banyak buku-buku yang dapat menunjang kecerdasan IQ, EQ, dan SQ anak.  Intinya, banyak peluang untuk orang tua, untuk mendekatkan anaknya dengan buku dan menjadikan buku sebagai sahabat mereka.

Kecintaan kepada buku diciptakan oleh lingkungannya.  Orang tua yang senang membaca, anak-anaknya pun jadi senang membaca. Orang tua yang senangnya belanja atau pergi ke mall-mall, anaknya pun jadi hobi belanja dan pergi ke mall. Pilih yang mana? Membuat anak menjadi pintar atau menjadikan anak menjadi konsumerisme?

Suatu ketika anak saya yang masih berumur 3 tahun diajak tantenya ke mall.  Saya dan suami tidak ikut. Sementara  kakak-kakak sepupunya memilih dibelikan sepatu roda, anak saya justru minta dibelikan buku.  Sampai sekarang buku itu masih suka dibacanya hingga ke adiknya. Sementara, sepatu roda hanya beberapa kali saja dimainkan. Setelah bosan dimainkan, sepatu roda itu kini hanya tergeletak begitu saja.

Ketika anak saya memilih buku dan tidak memilih barang lain, mungkin baginya buku lebih menarik perhatiannya dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Apakah ini hanya kebetulan saja? Saya pikir, ini tidak serta merta, pasti ada sebab dan akibat. 
Saya ingin berbagi  pengalaman bagaimana menjadikan buku sebagai sahabat anak saya. Bukan. Bukan berarti saya merasa  sudah berhasil dan berpuas diri. Jauhlah api dari panggang.  Saya hanya sekedar berusaha dan terus berusaha agar anak-anak kami dekat dengan buku dan menjadikan buku sebagai sahabat mereka.


How? 
  • Selama masa kehamilan, saya sering baca buku dengan bersuara.  Apapun yang saya baca, suara  saya keraskan. 
  • Intensitas membaca qur’an lebih diperbanyak lagi. Saya yakin dengan membaca qur’an akan memberikan kenyamanan untuk janin saya. 
  • Saya berusaha menyediakan waktu untuk membacakan buku untuk anak saya. 
  • Membuat perpustakaan mini di rumah atau meminjam buku anak-anak. 
  • Mempunyai waktu khusus untuk kegiatan membaca di keluarga kami.

Mudah-mudahan dapat bermanfaat. Menebar kebaikan dengan berbagi ilmu dan pengalaman.

Bookaholic

 Suatu ketika ada orang tua murid saya cerita.  Anaknya yang masih TK menghadiahkan sebuah komik buatannya sendiri untuk gurunya. 

Kakaknya yang bernama Hani adalah murid saya,  seorang  “Bookaholic”.  Yup, bisa dibilang begitu.  Dia sudah kecanduan sama buku.  Dalam keadaan apapun, di mana pun, dan kapan pun selalu ada buku di tangannya.  Di saat waktu istirahat, Hani lebih asyik membaca buku  dibandingkan bermain dengan teman-temannya.  Saat pekerjaannya selesai, dia selalu minta ijin kepada saya untuk mengambil buku yang ada di perpustakaan kelas.  Katanya, dia suka buku karena koleksi buku-buku di rumahnya sangat banyak.  Tidak heran bagi saya. Kalau ia menjadi seorang  maniak dengan buku.

Kembali pada anak yang menghadiahkan komik pada gurunya.  Anak itu adalah adiknya Hani.  Menurut saya, kebiasaan Hani pasti tidak berbeda jauh dengan adiknya.  Saat adiknya kelas 6 SD. Saya mendapati sebuah novel  yang dikarang oleh adiknya Hani. Novel dengan imajinasi tingkat tinggi. Subhanallah! Kebiasaan membaca mereka telah menelurkan sebuah tulisan yang sangat kreatif.

Lain lagi cerita tentang Dyah. Ia hidup di era belum  tersedianya buku-buku  yang menarik.  Jaman dulu, buku tidak semenarik seperti  sekarang ini.  Buku-buku terbitan Balai Pustaka hanya berisi tulisan tanpa gambar. Tapi, dia begitu mencintai buku.  Untung  guru SD-nya memahami minat baca Dyah. Setiap kunjungan ke perpustakaan sekolah.  Dyah diperbolehkan meminjam 6 buku.   Pohon belimbing  di rumahnya adalah tempat favorit Dyah untuk membaca. Sambil duduk di dahan pohon belimbing yang berayun-ayun. Disertai oleh angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya, Dyah sangat menikmati buku pinjaman dari perpustakaan sekolah.  Jika pohon belimbing sedang berbuah. Sambil baca,   Dyah memetik buah belimbing dan memakannya. Amboi!  Nikmatnya membaca sambil makan buah belimbing dengan ditemani oleh angin-angin nan sejuk.

Dyah tidak seberuntung Hani.  Hani difasilitasi oleh orang tuanya dengan perpustakaan di rumah. Sedangkan Dyah, ia harus mencari  tempat-tempat peminjaman buku.  Seringkali ia harus merogoh kantungnya sendiri  demi mendapatkan pinjaman buku.  Buku apapun di baca. Mulai dari komik Petruk-Gareng , komik Tin-tin, Komik Nina, sampai majalah-majalah dewasa milik ibunya.  Guru SD-nya seringkali memuat tulisan-tulisannya di mading sekolah dan menyertakannya dalam lomba-lomba mengarang.  Begitulah!  Dengan membaca, selalu ada inspirasi yang bisa ditulis olehnya.

Begitu saya pulang dari mengajar.  Anak saya (waktu itu umurnya 2,5 tahun) akan langsung membongkar isi tas.  Dia tahu hari di mana saya meminjam buku dari perpustakaan sekolah.  Sekolah tempat saya mengajar,  kebetulan memiliki  jam kunjungan ke perpustakaan.  Sambil menemani murid-murid berkunjung ke perpustakaan.  Saya gunakan kesempatan itu, untuk membaca dan meminjam buku untuk saya dan anak saya.

“Hari ini, cukup dua saja ya baca bukunya.”
“Jangan bunda, 3 deh… 4 deh… eh 5 deh… dan seterusnya.”
Selalu ada tawar menawar setiap dibacakan buku.  Meskipun merasa lelah setelah seharian bekerja.  Tapi, Saya usahakan untuk membacakan buku untuk anak saya yang pertama.  Tapi begitulah.  Sebelum memulai sudah ribut dengan kesepakatan jumlah buku yang  dibaca.

Ternyata adiknya yang saat ini berumur 2 tahun, tidak jauh berbeda dengan kakaknya.
Pagi-pagi adalah waktu membacakan buku untuk Si Adik.  Satu buku sudah dibaca. Dia mengambil  buku cerita lagi dari perpustakaan mini rumah kami. Dua buku sudah tamat. Dia ambil lagi. Tiga buku sudah rampung. Dia ambil lagi. 4 buku, 5 buku hingga akhirnya 8 buku yang sudah diambil oleh si kecil yang harus saya bacakan untuknya.  Hah! Akhirnya buku-buku selesai saya bacakan.  Akhirnya saya harus kasih pengertian padanya, kalau bunda masih banyak kerjaan rumah. Si kecil manggut-manggut tanda

Stop, Kekerasan pada Anak!

Sedih lihat berita-berita tentang orang tua yang menganiaya anaknya sendiri.  Ada ibu tiri yang menganiaya anak balitanya hingga tewas.  Ada seorang nenek memukuli cucunya, hingga cucunya mengalami luka-luka yang serius dan trauma berat dengan neneknya.  Ada seorang ayah yang memukuli anaknya yang masih kecil dengan membabi buta, hingga anaknya mengalami patah tulang dan cacat permanen.

Melihat kondisi di atas, saya jadi teringat dengan kejadian di angkot. Seorang ibu muda berkali-kali menabok mulut anaknya yang kira-kira usianya masih 3 tahunan.  Tidak puas dengan menabok.  Ibu itu mencubit , memukul, dan menendang anaknya.  Pemandangan ini disaksikan oleh mata saya sendiri .  Semakin anak itu menangis, semakin dihajar oleh ibunya.  Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain mengutuk perbuatan itu dalam hati.  Saya memandang ibu itu dengan kemarahan yang tidak bisa diungkapkan.  Saya jadi mikir.  Di tempat umum saja,  ibu itu berani melakukan kekerasan pada anaknya. Dan di hadapan orang lain saja, dia tidak sungkan-sungkan untuk memukul anaknya. Apalagi di rumah?

Ada apa gerangan?

Apakah manusia lebih buas daripada harimau? Sebuas- buasnya harimau. Dia tidak akan memakan anaknya sendiri.
Apakah kesulitan hidup ini telah membuat orang-orang dewasa begitu sangat stress, sehingga menjadikan anak sebagai sasaran empuk untuk melampiaskan ketertekanan hidupnya.
Apakah ibu itu mengalami kekerasan oleh suaminya sendiri, hingga akhirnya ia membalas kepada sang anak yang tidak berdosa.
Apakah para orang tua menganggap diri mereka lebih kuat dan berkuasa, sehingga dengan mudahnya menindas anaknya yang masih lemah.

Padahal setiap anak,  tidak pernah minta untuk dilahirkan.  Kedua orang tuanyalah yang mengharapkan kehadiran mereka dalam keluarga. Kehadiran yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap pasangan. Namun, ketika Allah telah memberikan karunia berupa anak. Mereka menyia-nyiakan anak-anak yang tidak berdosa itu.
Anak-anak memiliki hak untuk dikasihi, dilindungi, dan mendapatkan rasa aman dalam keluarganya. Jika seorang anak kerap kali mendapatkan kekerasan di keluarganya. Kemana lagi ia akan mencari rasa aman dan perlindungan dalam hidupnya.  Apakah rasa aman dan nyaman menjadi barang yang mahal untuk mereka saat ini?

Setiap perlakuan yang diberikan oleh orang tua, akan ada jejak-jejak rekaman dalam hidup seorang anak.  Anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang, cinta dan penghargaan, mereka akan menjadi anak yang berkarakter baik. Sedangkan anak yang dibesarkan dengan kekerasan, ia akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, merasa rendah diri dalam pergaulan, cenderung menjadi pemberontak, dan menjadi  pendendam. Masih mending kalau anak itu hanya bermasalah dalam kepercayaan dirinya. Bagaimana kalau sampai ia menjadi karakter yang kasar dan keras hatinya. 

Jika seorang anak kerap kali dikasari oleh orang tuanya. Kelak, ketika mereka berumah tangga, ia akan memperlakukan hal yang sama kepada anak-anaknya. Jika laki-laki ia akan menjadi suami yang ringan tangan terhadap istrinya. Jika ia perempuan, ia akan berlaku kasar kepada anaknya.  Jadilah ini sebuah lingkaran setan yang tidak berujung. Suami mukul istri. Istri balas ke anak. Anaknya balas lagi ke adiknya. Adiknya balas kepada teman-temannya dan seterusnya. Bayangkan! Jika banyak keluarga yang seperti ini.  Jadilah sebuah masyarakat premanisme.

Anak bagaikan sebuah bibit tanaman. Jika bibit tanaman  terpelihara dengan baik, diberi air, dan pupuk, bibit ini akan menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan buah yang ranum.   Orang tua tidak hanya tugasnya sekedar melahirkan, memberi makan, dan menyekolahkan.  Namun, ia perlu memberikan pemeliharaan dan pembekalan yang baik untuk anaknya. Bagaimana caranya? Menjadi Role Model yang baik.

Minggu, 25 November 2012

Guru-Guru Inspiratif

Rhenald Kasali mengatakan, dalam hidup ini kita mengenal dua jenis guru, yaitu guru kurikulum dan guru inspiratif. Yang pertama sangat patuh pada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer seluruh isi buku yang ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standard (habitual thinking). Guru kurikulum mewakili 99 persen populasi guru di seluruh Indonesia. Guru inspiratif jumlahnya sangat terbatas, populasinya kurang dari 1 persen. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum, melainkan yang mengajak murid-muridnya berpikir kreatif (maximum thinking). Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box), mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Kalau guru kurikulum melahirkan manajer-manajer andal, guru inspiratif melahirkan pemimpin pembaru yang berani menghancurkan kebiasaan-kebiasaan lama.

Inilah guru-guru inspiratif :

Ibu Muslimah
Bu   Muslimah, yang   namanya   menjadi  buah  bibir  gara-gara  novel  Laskar Pelangi, buku  terlaris  dalam  sejarah  Indonesia karya  Andrea  Hirata. Ia  adalah  guru  yang  inspiratif  dan berdedikasi tinggi dalam memajukan dunia   pendidikan, membuka   wawasan,   cakrawala  berpikir,  mengobarkan semangat juang dan menyalakan api mimpi-mimpi para siswanya.

Bu Mus sangat peduli, tak  pernah  letih  memotivasi dan piawai membangun rasa percaya diri para  muridnya. Bagi kelompok Laskar Pelangi, Bu Mus adalah anugerah Tuhan yang paling indah dan paling tak terlupakan di muka bumi.

Sebagai   guru   swasta,  Bu  Muslimah  harus  bersabar  menghadapi  kesenjangan fasilitas.  Ia  tak  pernah  mengeluh  hanya  karena  fasilitas terbatas. Ia pun begitu  piawai  mengobarkan  semangat  belajar  para muridnya untuk meraih mimpi tanpa  harus  cengeng dan tak bernyali dengan kondisi sekolah mereka yang sangat memprihatinkan ketika itu.

Ketika  anak-anak  Laskar Pelangi mengeluhkan kondisi kelas yang kerap bocor dan menyusahkan  di  musim  hujan,  Bu  Mus  tidak  menanggapi  keluhan  itu  dengan kata-kata, tapi  dengan  mengeluarkan buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah  gambar  berupa  ruangan sempit, dikelilingi tembok tebal, suram, tinggi, dan  berjeruji.  Kesan  di  dalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan, dan kesedihan. “Inilah  sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung,” kata Bu Muslimah. “Di sini beliau  menjalani  hukuman  dan  setiap  hari belajar. Setiap saat membaca buku. Beliau  adalah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa ini.” Mulai saat itu,  murid-murid  Laskar Pelangi tak pernah lagi protes tentang kondisi sekolah mereka. Dan luar biasanya seharipun siswa Laskar Pelangi tak pernah bolos.

Bu  Muslimah  menekuni  dunia  pendidikan  bukan  karena  memburu materi, tetapi karena  naluri  peduli  pada  tanggung  jawab  mencerdaskan  anak-anak  bangsa. Pilihannya  untuk  menjadi  guru (pendidik) sudah diawali dengan kesadaran bahwa dunia  itu  bukan  lahan  mengeruk  harta. Dunia itu adalah ajang untuk mendidik anak-anak  bangsa  negeri ini untuk punya mimpi, berani berpikir out of the box, berpikir  yang  orang  lain  tak  memikirkannya  untuk melakukan hal besar dalam rangka mengangkat harkat dan martabat anak muridnya. Hal   penting   lain   yang  perlu  diteladani  dari  Bu  Muslimah  adalah  soal kegigihannya.  Ia pantang menyerah dalam melaksanakan tugasnya. Guyuran derasnya hujan  tak  menyurutkan  langkahnya  untuk  datang ke sekolah. Ia yakin siswanya sedang  menantinya  dengan  penuh  harap  di sekolah. Ia menggunakan daun pisang sebagai pengganti payung untuk melindungi diri dari basah kuyup karena hujan.

Mr. Sosaku Kobayashi

"Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela" adalah sebuah buku yang berkisah tentang gadis kecil yang berumur 7 tahun . Sebagai seorang gadis kecil yang mempunyai  segudang rasa ingin tahu, Totto-chan sering bertingkah laku aneh di sekolah. Mulai dari membuka tutup laci mejanya, hingga memanggil penyanyi jalanan, dan bahkan berdiri berjam-jam di depan jendela selama pelajaran berlangsung untuk berbicara pada burung wallet.

Gurunya tidak tahan lagi dengan tingkah laku Totto-chan dan akhirnya mengeluarkan dirinya dari sekolah. Saat itu Totto-chan masih berada di kelas 1 sehingga ibunya yang bijak memutuskan untuk tidak memberi tahu Totto-chan kalau ia telah dikeluarkan dari sekolah. Sebaliknya, ibu Totto-chan menemukan sebuah sekolah yang sangat cocok dengan anaknya. Nama sekolah itu adalah Tomoe Gakuen.

Ruang kelas Tomoe berupa gerbong kereta api, sehingga para murid serasa bukan sekolah tapi menikmati perjalanan wisata. Kurikulumnya pun unik. Setiap siswa bebas memilih pelajaran yang ingin dipelajarinya lebih dulu pada hari itu. Ada yang memilih membuat puisi, menggambar atau melakukan eksperimen fisika. Kobayashi mengajarkan untuk tidak melihat perbedaan. Murid yang bodoh, miskin atau bahkan cacat adalah bagian dari komunitas, sebuah keluarga Tomoe Gakuen. Semua murid merasa senang sekolah di Tomoe.

Kobayashi memupuk para murid untuk mempunyai rasa percaya diri. Ia merancang perlombaan sedemikian sehingga saat perayaan Hari Olahraga murid yang cacat bisa menang. Ia juga mampu meyakinkan anak-anak bahwa mereka anak yang baik dengan selalu mengucapkan ”Kau anak yang benar-benar baik, kau tahu kan?”. Untuk bento (bekal makan siang) harus ada ”sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” agar anak-anak makan dengan gizi seimbang. Kehidupan di Tomoe juga mengajarkan untuk selalu bersikap sopan kepada orang lain.

Ketika mereka belajar bagaimana bunga sawi mekar, mereka mengatakan, ”Ternyata benang sari tidak mirip benang ya?”. Meski disajikan dari sudut pandang Totto-chan sebenarnya buku ini menyiratkan metode pendidikan yang diterapkan Sosaku Kobayashi. Mengajarkan bahwa sekolah bukan sekedar tempat belajar menulis, membaca, berhitung atau bernyanyi. Namun sebagai wadah melejitkan prestasi sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing.

Namun sayangnya sekolah itu tidak dapat bertahan lama, sebuah bom meratakan sekolah itu dengan tanah. Saat itu Perang Pasifik telah pecah, dan pada saat itu sang kepala sekolah, Sosaku Kobayashi, berdiri tegar menatap terbakarnya sekolah yang dibuat dari uang pribadinya sendiri. Ia bahkan bertanya kepada anaknya tentang sekolah seperti apa yang akan ia buat lagi selanjutnya. Meskipun demikian, Tomoe Gakuen akan selalu menjadi kenangan manis dalam hidup  siswa-siswanya,   termasuk Totto-chan. 

Para alumni sekolah Tomoe Gakuen menjadi orang-orang yang hebat. Akira Takahashi menjadi manajer personalia di perusahaan elektronik besar dekat Danau Hamana. Miyo-chan (Miyo Kaneko) seorang putri ketiga Pak Kobayashi menjadi seorang pengajar musik di sekolah dasar.  Sakko Matsuyama (sekarang Mrs. Saito) menajdi instruktur bahasa Inggris di YWCA. Taiji Yamanouchi menjadi salah satu ahli fisika yang ternama. Kunio Oe, seorang ahli anggrek sedangkan Totto chan (Tetsuko Kuroyanagi) menjadi seorang presenter TV paling populer di Jepang yang membawakan Tetsuko’s Room dan ditunjuk UNICEF sebagai duta bagi anak-anak terlantar di seluruh dunia.

Pak Slamet,  Pak Mulyadi, Pak Sukadi, Pak Sudewa dan guru-guru inspiratif lainnya.

"Nak, karanganmu bagus!", kalimat pujian itu diucapkan Guru Slamet ketika salah satu muridnya di kelas 5 selesai membaca karangan sendiri tentang perayaan tujuh belas Agustus. Adakah pengaruh pujian Guru Slamet? Sang murid tersebut mengakui, pujian itu membuatnya percaya diri, membuatnya suka menulis, dan pujian gurunya itu membesarkan hatinya.

Jika di SD bertemu dengan Guru Slamet, ketika beranjak ke sekolah menengah, Guru Mulayadi menjadi sosok penting bagi sang murid tadi. Guru bahasa Indonesia itu beberapa kali membaca puisi atau cerita kecil yang dibuat sang murid dari kelas ke kelas yang diajarnya. Adakah pengaruh kebiasaan Guru Mulyadi? Sang murid mengakui sendiri betapa gurunya memberikan penghargaan, nilai rapor bagus, sekaligus kebanggaan di mata teman-teman seangkatannya. Hal itu membuat sang murid suka menulis terus.

Perjumpaan dengan Guru Sukadi dialami sang murid ketika memasuki perkuliahan. Guru Sukadi mengkritisi pikiran sang murid, menuntun mempertajam tema, mengobrak-abrik cara merumuskan ide  dan menghadirkan antusiasmenya di kelas.  Semasa dengan Guru Sukadi, sang murid bertemu dengan Guru Sudewa yang menyodorkan bacaan dan analisis yang menantang bahaya.

Dua puluh tahun kemudian, murid yang dipuji oleh Guru Slamet itu tumbuh menjadi penulis di koran atau kolomnis. Lima belas tahun kemudian, cerita kecil atau puisi yang dibacakan oleh Guru Mulyadi dari kelas ke kelas telah menjadi tulisan di media yang dibaca oleh khalayak di mana pun. (ST Kartono, Menjadi Guru untuk Muridku)`






Sabtu, 24 November 2012

Wahai Para Guru, Renungkanlah

Hyme Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua Baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa


Lagu yang dikarang oleh Sartono ini, dipersembahkan untuk siapa? Bagi guru tentunya. Namun guru yang mana? dan yang bagaimana? Yuk... disimak. Apakah anda termasuk tipe guru yang dimaksud oleh lagu itu.

Menurut pengamatan saya sejak  masih sekolah hingga sekarang, ada beberapa tipe guru saat mengajar di kelas.

Tipe guru pertama : Guru Jadul (Kepanjangan dari Guru Jarang Duduk di Kelas)
Jadul di sini bisa diartikan Jaman Dulu atau bisa diartikan Guru Jarang Duduk di Kelas.
Ciri-cirinya :
- Orangnya nyantai.
- Jarang datang ke kelas.
- Kalaupun datang, hanya beberapa menit saja buat ngabsen dan sedikit kasih materi, setelah itu ninggalin kelas.
- Murid-murid biasanya hanya dikasih tugas, kerjain soal atau mencatat.

Saya pernah mengalami tipe guru yang seperti ini. Biasanya guru ini menunjuk sekretaris kelas supaya menulis di papan tulis dan kita menyalinnya di buku. Kegiatan belajarnya seputar mencatat, mengerjakan soal atau mengerjakan tugas. Saya sendiri tidak mengerti, apa alasannya guru itu sering meninggalkan kelas. Waktu itu sih, saya dan teman-teman asyik-asyik aja mengerjakan itu semua. Tapi semenjak saya jadi guru, saya baru sadar, tipe guru ini adalah tipe guru yang melalaikan tugas dan tanggung jawab. Jadi... kalau jaman sekarang masih ada tipe guru yang seperti ini. Gak salah dong kalau kita bilang guru Jadul.

Tipe guru kedua: Guru Kampungan (kepanjangannya =Kasih Materi, PR, Ulangan )
Tipe guru ini masih lebih baik dibandingkan guru Jadul. Guru ini masih punya tanggung jawab dalam mengajar di kelas. Bagaimana ciri-ciri guru kampungan?
Ciri-cirinya adalah:
- Orientasinya adalah materi. Kejar materi sesuai dengan program pengajarannya.
- Yang penting ngajar (gugur kewajiban) Mau murid mengerti materi yang diajarkan atau tidak, yang penting dia sudah menyampaikan materi.
- Kurang bisa membangun komunikasi dengan murid.
- Kalau materi ada yang tertinggal, kasih tugas atau PR.
- Setelah materi habis langsung kasih ulangan.

Saya pernah diajarkan guru yang tipe seperti ini. Guru ini asyik sendiri ngajar di depan kelas. Sedangkan murid-muridnya malah asyik ngobrol, ada juga yang melamun, ada yang coret-coret kertas atau ada yang pura-pura menyimak. Kalau ada guru yang seperti ini, jangan dibilang guru kampungan ya... Wah... bisa-bisa gurunya marah tuh!

Tipe guru ketiga : Guru Kota (Kreatif, Organisator, Terampil dan Administrator)
Dengan adanya kenaikan gaji/tunjangan bagi guru PNS dan ditambah lagi dengan adanya sertifikasi guru,  Selayaknya tipe yang ketiga yang menjadi karakter guru-guru sekarang ini.
Ciri-cirinya :
- Pembelajaran dikemas dengan menarik.
- Selalu ada cara yang baru dalam pengajarannya.
- Bisa mengatur atau memanage kelasnya dengan baik.
- Kegiatan belajar tidak monoton.
- Membangun komunikasi dua arah dengan murid-muridnya.
- Terampil dalam mengajar.
- Perencanaan dalam mengajar sangat matang.
- Hasil belajar siswa memuaskan.
- Motivasi belajar siswa bagus.
- Administrasi guru baik, karena sebelum mengajar dia sudah punya rambu-rambunya (Program Pengajaran, RPP dan Silabus)

Wahai rekan-rekan guru, Istilah-istilah yang digunakan bukan untuk merendahkan atau mengecilkan peranan guru. Saya berharap, tulisan ini dapat menjadi refleksi buat kita semua.  Untuk tipe guru jadul sama kampungan, sepertinya sudah tidak cocok lagi untuk jaman sekarang ini. Cukuplah generasi saya dan teman-teman yang menjumpai 2 tipe guru ini.

Wahai bapak/ibu guru. Tugasmu sangatlah mulia. Janganlah engkau menjadi guru nyasar, ketika memilih menjadi guru karena sudah tidak ada alternatif lain karena semakin sempitnya lapangan pekerjaan. Atau disebut guru bayar, yang bersemangat mengajar pada awal-awal bulan, di luar itu semangatnya melemah. Jadilah guru Sadar, yaitu guru yang sadar betul akan fungsi dan perannya. Guru yang tidak hanya mentrasfer materi semata, tetapi ia juga mentransfer semangat bahkan menginspirasi. Guru sadar memfasilitasi para siswanya untuk membangun karakter. Guru sadar laksana orangtua bagi para siswanya. (Aris Setiawan, Republika)

Diakhir tulisan ini, saya ingin berbagi cerita tentang seorang guru yang sangat membekas dalam pikiran saya.

Sebut saja guru itu namanya Pak S. Dia bercerita tentang dirinya, bahwa menjadi guru bukanlah pilihan hidupnya. Bisa dikatakan menjadi guru yang terpaksa. Keinginannya sebenarnya ingin menjadi insinyur. Pak S ini mengajar matematika SMP. Setiap Pak S mengajar, pasti murid-muridnya tidak luput dari hukuman, baik fisik maupun dengan non fisik. Saya pun pernah diketok tangannya saat saya tidak bisa menjawab soal matematika. Kata-kata yang merendahkan siswa seringkali terlontar dari mulutnya. (Bego, tolol, otaknya di dengkul dll).

Setiap ia masuk kelas, kami semua tidak berani bersuara. Suasana menjadi tegang dan menakutkan. Pernah saya dengar, ada teman saya yang pingsan ketika jam pelajarannya dia.

Adakah efek dari seorang guru matematika seperti pak Sinaga ini?

Sejak saat itu sampai sekarang, saya sangat tidak menyukai pelajaran matematika. Bagi saya pelajaran matematika adalah pelajaran yang menakutkan.

Semoga para guru benar-benar sadar akan peranannya.  Mereka adalah motor penggerak untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang cerdas, berhati nurani yang baik serta memiliki jiwa kepemimpinan bagi dirinya maupun lingkungannya.  Wallahu 'Alam Bisshowab.

Saya ucapkan untuk seluruh guru di nusantara..... "Selamat Hari Guru"..........

Kamis, 22 November 2012

Menjadi Wanita Shalihah, Bisa?



Karena kau dilahirkan sebagai seorang wanita, inilah anugerah yang terindah dari Allah Ta'ala. Anugerah yang tidak dimiliki oleh seorang pria. Anugerah yang akan bertambah indah jika kau bisa menjadi wanita shalihah.

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah. (HR. Muslim)

Menjadi wanita shalihah tidak sekedar dilihat dari cara berpakaiannya saja. Namun, Ia juga harus selalu menghiasi hati, pikiran dan tingkah lakunya sesuai dengan yang diinginkan Allah Ta'ala. Wanita yang selalu berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik dan mulia. Baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.

Beberapa point untuk memotivasi diri kita menjadi wanita shalihah yakni:
1. Menjadi Wanita Gaul (Gaulnya sama Allah, sama Al-qur'an dan sama teman-teman yang shaleh)
2. Menjadi wanita yang SMART (Senang Menabung buat bekal Akhirat)
3. Menjadi wanita yang KEREN (Khusyuk, Evaluasi Diri (Muhasabah), Ramah, Empati dan Nyunnah)


1. MENJADI WANITA GAUL

BERGAUL SAMA ALLAH
Dengan bergaul sama Allah maka hati menjadi tenang. Dalam surat Ar-Raad ayat 28 :
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (TQS.13:28)

BERGAUL SAMA AL-QUR'AN
Dengan bergaul sama Al-qur'an hati kita akan mendapat petunjuk dan mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya.  Terdapat di dalam surat Al-Maidah ayat 16 :
"Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itulah Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus." (TQS. 5:16)

Ibnu Umar ra berkata, "Rosululloh telah bersabda, hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar seperti semula. Katanya dengan banyak mengingat mati dan membaca al-qur'an." (al hadist)

BERGAUL SAMA ORANG-ORANG SHOLEH
Dengan bergaul sama teman-teman yang shaleh kita akan mendapatkan banyak manfaat. Dalam sebuah hadist Rosululloh Shallallahu 'Alaihi Wassalam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman.

 "Pemisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhori 5534 dan Muslim 2628)

Maksud hadist di atas seperti ini. Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari kemaksiatan, mengajak orang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dia akan menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak. Dia akan memberimu manfaatnya dengan kecintaannya dan berdoa untukmu, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau tiada.

Kebaikan seseorang bisa dilihat dari temannya. Rosululloh  Shalallahu 'Alaihi Wassalam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Rosulullah  Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Abani dalam silsilah Ash-shahihah, no.297)

Di akhirat, orang yang berteman dengan teman yang tidak baik, akan merasa menyesal. Terdapat pada surat al-furqon ayat 27-28, " Dan (ingatlah) pada hari ketika orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata,"Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rosul. Wahai celakalah aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman baikku." (TQS.25:27-28)


2. MENJADI WANITA SMART (Senang Menabung untuk bekal Akhirat)
Smart dengan arti yang sebenarnya. Wanita shalihah yang baik, hendaklah menghiasi dirinya dengan pengetahuan keislaman, berwawasan dan terlihat cerdas. Sehingga dengan kecerdasannya akan terpancarlah kecantikan dari dalam dirinya (Inner Beauty).

Senang Menabung untuk bekal Akhirat
Wanita shalihah hendaklah ia selalu mempersiapkan bekalnya untuk akhirat. Kalau kita akan pergi pulang kampung atau ke suatu tempat saja, pasti kita mempersiapkan diri dengan membawa bekal sebanyak-banyaknya. Apalagi, untuk hari yang kekal yaitu akhirat. Tentunya kita akan mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup.

Bagaimana menabung untuk bekal akhirat? Caranya dengan memperbanyak amal shaleh. 

Diantaranya adalah :
  • Puasa sunnah.  (puasa sunnah senin-kamis, puasa yaumul bidh tanggal 13, 14, 15 bulan hijriah, puasa arafah tanggal 9 zulhijah, puasa syawal dan puasa asy-syuro, tanggal 9-10 Muharram).
  • Membaca al-quran, menghapal dan memahami ayat-ayatnya.
  • Memperbanyak shalat tahajud
  • Melakukan sunnah rawatib (sebelum dan sesudah shalat wajib)
  • Menjalankan sholat dhuha (sholat diwaktu dhuha - menjelang siang)
  • Memperbanyak shadaqah dan amal jariah.
  • Menjalin tali silaturahmi

Dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
 "....Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat."  (TQS. 2:197)


3. MENJADI WANITA KEREN (Khusyuk, Evaluasi diri/ Muhasabah, Ramah,Empati dan Nyunnah)

Wanita shalihah harus keren yakni selalu menjaga penampilannya agar enak dipandang mata. Menjaga penampilan tidak berarti kita harus tabarruj (berdandan/bersolek). Justru bertabarruj itu dilarang oleh islam. Menjaga penampilan dengan pakaian yang bersih, rapi dan wangi.

KHUSYUK
Wanita yang shalilah, berusaha menghadirkan hatinya saat ia shalat. Untuk mencapai shalat yang khusyuk perlu usaha yang sangat kuat. Syetan selalu menggoda manusia dalam segala hal. Syetan sangat pintar dalam menjerumuskan manusia agar lalai dalam shalatnya.

Usaha kita agar sholatnya khusyuk, di antaranya adalah :
1. Membaca ta'awudz sebelum melakukan sholat.
2. Jadikan sholat kita adalah sholat yang terakhir.
3. Pahami arti bacaan sholat.
4. Meminimalisir gangguan sholat dari lingkungan sekitar
5. Mengetahui tata cara shalat yang benar.

EVALUASI DIRI (MUHASABAH)

Sebagai seorang wanita shalihah, kita senantiasa perlu mengevaluasi diri kita sendiri. Kita renungkan tentang amal baik dan amal buruk kita. Kita evaluasi lagi kekurangan-kekurangan dan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Sehingga jika kita sibuk mengevaluasi diri, kita tidak akan sibuk mencari-cari kekurangan orang lain. Orang yang sering mengevaluasi dirinya, dia akan selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya.

Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, "Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah." (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, Hadits ini adalah hadits hasan)

Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an: “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” [TQS. Maryam (19): 95, Al-Anbiya’ (21): 1].

RAMAH
Wanita shalihah akan memancarkan aura kebaikan pada lingkungan sekitarnya. Menjadikan semua aktifitasnya untuk ibadah dan dakwah. Dakwah yang paling efektif adalah dengan cara pendekatan yang baik "bil hikmah". Bagaimana kita akan dapat berdakwah dengan baik, jika kalau kita selalu pasang wajah angker, atau kurang banyak tersenyum dan malas untuk menegur orang lain. Orang juga malas dekat dengan kita, bukan?

EMPATI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Berempati artinya melakukan atau mempunyai empati.

Menurut pemahaman saya empati adalah upaya kita untuk memahami atau merasakan apa yang dialami atau dirasakan oleh orang lain.

Menumbuhkan empati dengan cara menjadi pendengar yang baik (mendengarkan dengan hati). Salah satu habbit yang dikemukakan oleh Stephen Covey dalam bukunya Seven Habbit adalah "Seek first to understand than to be understood. Artinya, Dengarkanlah dulu sebelum anda didengarkan oleh orang lain. Pahami dulu keadaan orang lain sebelum orang lain memahami keadaan anda."

Ketika ada orang yang sedang mengalami kesulitan, luangkanlah waktu kita untuk mendengarkan keluh kesahnya. Ingat,  mendengarkan dengan hati bukan hanya "sekedar mendengar". Dari mendengar, merasakan maka timbullah rasa empati. Dari rasa empati timbulah rasa ingin menolong atau memberikan solusi

Seorang wanita shalihah perlu mengasah rasa empati kepada orang lain, agar muncul rasa kepeduliannya terhadap orang lain.

NYUNNAH (menjalankan sunnah nabi)
Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan maupun penetapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam

Perhatikan surat Al-Ahzab ayat 21 :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (TQS al-Ahzaab:21)

Ayat ini  mengisyaratkan satu faidah yang penting untuk direnungkan, yaitu keterikatan antara meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang muslim untuk meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan pertanda kesempurnaan imannya.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”


Catatan:
TQS = Terjemahan Qur'an Surat

Wallahu 'Alam Bi Shawab. Kebenaran itu  datangnya dari Allah, dan segala kekurangan datangnya dari diri saya sendiri. Jika menurut anda tulisan ini bermanfaat, maka sebarkanlah agar anda mendapatkan pahala yang sama.

Minggu, 18 November 2012

Tips Berkomunikasi pada Anak



Waktu acara open day sekolah anak kami, saya bertanya tentang konsep bilingual yang akan diterapkan di sekolah ini. Bunda Iyan menjelaskan,  bahwa bilingual yang diterapkan di sekolah ini dengan memberikan perintah-perintah sederhana (simple instruction) dalam bahasa inggris serta percakapan-percakapan yang  menggunakan bahasa tubuh.

Ditunjuklah salah seorang anak yang hadir di situ. Ceritanya anak itu membuang sampah sembarangan, lalu bunda Iyan menyuruhnya untuk membuang sampah di tempatnya. Sebelum mempraktekkannya, Bunda Iyan memberikan tips bagaimana cara berkomunikasi yang baik kepada anak:

1. Usahakan posisi badan kita sejajar dengan anak.
2. Terjadi eye contact/ kontak mata dengan anak.
3. Touching. Beri sentuhan dengan cara memeluknya atau memegang tangannya.
4. Saat memberi tahu dengan cara memberi contoh terlebih dahulu.
5. Berikan bahasa yang singkat dan mudah dipahami oleh anak.
6. Kata yang diucapkan harus jelas dan tidak terlalu cepat.
7. Lakukan sampai beberapa kali, hingga anak menjadi paham.

Kemudian setelah bunda Iyan memberikan tips kepada orang tua murid. Ia langsung mempraktekkannya.Badannya dibungkukkan sejajar dengan anak tersebut, sambil memeluknya.

"Nak...take... your.... rubbish.... (sambil memungut sampah). Lalu bunda Iyan menaruh lagi sampah itu di lantai. Kemudian ia mengatakan lagi dengan perlahan-lahan. "Take...your ....rubbish...and.... (sambil menggandeng tangan anak menuju ke tempat sampah) put...in...the...trash. (sambil membuang sampah ke tempat sampah). Bunda Iyan mempraktekkan hingga 2 kali.

Dari acara open day tersebut, saya mendapatkan ilmu bagaimana berkomunikasi yang baik kepada anak. Makasih bunda Iyan, atas masukannya kepada kami.

Sabtu, 17 November 2012

Buku Diary untuk Mama

Waktu telah menunjukkan jam 22.00, Dito masih menunggu kepulangan mamanya. Rasa kantuknya semakin hebat sehingga dia pun tertidur di sofa. Hadiah dengan kertas kado bermotif bunga-bunga dan pita berwarna merah akhirnya terjatuh dari tangannya. Di hari ulang tahun mamanya ini, Dito telah menyiapkan sebuah kado istimewa.



"Din.....din...." Mendengar suara klakson mobil, dengan tergopoh-gopoh bi Inah membukakan pintu gerbang. "Dito sudah tidur bi?" sambil menenteng tas merk terkenal, Mirna masuk.
"Sudah... nyah.. sejak tadi, Dito nungguin nyonya, katanya mau ngasih kado ulang tahun buat nyonya", kata bi Inah.

Setelah melepaskan sepatunya, Mirna mendapati anak semata wayangnya tengah tertidur lelap di sofa. Tak tega rasanya ia membangunkan anak kesayangannya ini.

"Bi... suruh si Ujang angkat Dito ke kamar ya". Sambil berbicara dengan Bi Inah,  Mirna memungut kado yang tergeletak di lantai.

Di kado tertulis "Untuk mama tersayang... dari Dito". Mirna mengecup kening Dito. "Makasih sayang..."

Sebagai Direktur di perusahaan asing, Mirna memang sangat sibuk dan sering pulang malam. Sudah setahun ini, ia resmi menyandang gelar janda. Dia begitu ngotot minta diceraikan oleh suaminya. Dito sehari-hari diurus oleh bi Inah yang telah bekerja selama 9 tahun di keluarga Mirna.

"Breekkk...." Mirna merobek kertas kado.
"Diary?..." Mirna tersenyum mendapati sebuah buku harian berwarna merah hati.

Alisnya dikernyitkan begitu ia membuka lembaran-lembarannya sudah tidak seperti baru lagi. Ia tidak mengerti mengapa lembaran-lembaran buku harian yang ada di tangannya seperti sudah pernah ditulis oleh pensil. Beberapa lembarannya malah masih tersisa kotoran dari penghapus. Di tiap lembarnya, hanya tertera tanggal dan tahun.

Apa maksud Dito memberikan ini padaku? Mirna merebahkan badannya yang sudah sangat lelah. Mirna tidur malam itu dengan menyimpan rasa penasaran di rongga hatinya.

**************

Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dan langsung masuk kamar Dito. Mirna menatap wajah Dito dan mengusap-usap rambutnya. Dito langsung bangun ketika Mirna mencium keningnya.

"Mama...?" Mirna tersenyum.
"Terima kasih kadonya, sayang...."
"Mama sudah buka kadonya...?" Mirna mengangguk. Dito langsung memeluk mamanya.
"Selamat ulang tahun ma.." Dito mencium pipi mamanya.
"Terima kasih sayang..."  Mirna kembali mengecup pipi Dito.
"Yuk, bangun! Hari ini kita kan mau ke tempat eyang". Mirna terlihat bersemangat.

Sinar matahari pagi menyeruak masuk ke dalam ruang makan yang langsung menghadap taman belakang. Rumput-rumput yang tertata rapi masih terlihat basah oleh air hujan yang mengguyur bumi tadi malam.  Angin semilir menerobos masuk lewat celah jendela dan dari pintu belakang yang terbuka lebar. Kicauan burung yang saling bersahutan, menemani dua insan manusia yang sedang menikmati sepiring nasi goreng buatan bi Inah.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, Mirna masuk ke kamarnya. Diambilnya Diary yang tergeletak di pinggir tempat tidurnya. Di sofa,  Dito sedang asyik main game dari Ipad. Hadiah ulang tahunnya yang ke-8 tahun.

"Sayang... ini kado ulang tahunnya kan?...." Dito mengangguk.
"Mama suka?" Pandangan Dito tetap tertuju pada layar Ipad dengan jari-jarinya yang masih menempel di layar sentuh.
"Semua hadiah dari Dito, pasti mama suka." Mirna memencet hidung Dito yang bangir sambil tertawa renyah.

Kali ini Dito menatap mamanya dan mematikan Ipad yang ada di tangannya.
"Maaf ya ma... Diarynya sudah pernah Dito pakai. Tapi....dibandingkan kado yang Dito kasih tahun-tahun sebelumnya, ini adalah kado yang paling istimewa buat mama..." Dito berhenti sejenak, tak meneruskan kata-katanya.

"Buku diary ini hadiah dari Ms. Riana karena kata Miss, karangan bahasa indonesia Dito paling bagus dibandingkan dengan teman-teman Dito. Ms. Riana juga bilang kalau ia punya 2 buku diary dengan warna yang sama. Ms Riana bilang, ia setiap hari menulis di buku diary tentang kejadian hari itu. Ms. Riana bilang, Dito juga bisa menuliskan semua perasaan Dito di buku ini."

Menit-menit telah berlalu dalam keheningan. Dito kini benar-benar tak bisa meneruskan kata-katanya. Ia tertunduk dan tak berani menatap wajah mamanya.

"Ma, maafkan Dito ya..." Dito terdiam lagi.
"What wrong honey... kenapa kamu harus minta maaf sama mama?"
"Dito mau cerita sama mama... tapi mama janji tidak akan marah sama Dito, janji yaa..." Dito menatap mamanya.

Mirna jadi penasaran dengan apa yang akan dikatakan Dito. Tanpa berpikir panjang lagi, ia langsung mengiyakan.

"Iya... mama janji."
"Sebenarnya....." Dengan terbata-bata, Dito menjelaskan.
"Diary itu yang menemani Dito di saat Dito kesal, sedih atau sedang sendirian." Dito melirik wajah mamanya.
"Termasuk kalau Dito lagi kesal sama mama?" Mirna menyela. Dito mengangguk.

Mirna semakin penasaran dengan apa yang akan disampaikan Dito. Ia menggeser tempat duduknya agar semakin dekat dengan Dito.

"Mama ingat, waktu arisan dengan teman-teman mama?" Mirna mencoba mengingat-ingat, dan ia pun mengangguk.
"Waktu itu ada anak temannya mama ngompol... Dito takut mama atau yang lainnya terpeleset. Waktu itu bi Inah lagi sibuk nyiapin makanan, jadinya Dito ambil kain pel dan ngepel ompolan anak itu. Tapi... tanpa sengaja, tangan Dito menyenggol guci kesayangan mama." Dito berhenti sejenak.

"Waktu itu,  mama lihat Dito seperti menahan marah, mata mama melotot ke Dito. Setelah teman-teman mama pulang. Mama benar-benar marah, dan langsung menampar pipi Dito dengan keras. Saat itu....Dito takut sekali. Dito berusaha menjelaskan apa yang terjadi.... tapi mama tidak memberikan kesempatan."

Mirna sangat ingat peristiwa itu. Betapa marahnya ia, begitu tahu guci mahal yang ia beli dari luar negeri sudah hancur berkeping-keping. Ia sempat menampar Dito beberapa kali. Saat itu, ia tidak bisa menahan emosinya. Tapi... setelah menampar Dito, Mirna merasa menyesal sekali namun ia begitu gengsi untuk minta maaf sama Dito. Dito mulai melanjutkan ceritanya lagi.

"Lalu Dito menulis kekesalan Dito di buku diary ini. Betapa sakit hati Dito diperlakukan oleh mama seperti itu. Dito menganggap, mama lebih sayang dengan guci dibandingkan anaknya sendiri." Dito membalik halaman Diary berikutnya, terlihat matanya berkaca-kaca.

12 Oktober 2009

"Di lembaran ini Dito menulis saat mama bertengkar hebat dengan papa. Waktu itu, Dito mengintip di balik tembok. Dito akhirnya lari ke kamar. Dito lihat mama melemparkan benda-benda apa saja yang ada di dekat mama, termasuk pisau. Dito lihat telapak tangan ayah berdarah saat menangkis pisau yang dilempar mama. Dito sangat benci mama saat itu, karena mama telah melukai tangan papa. " Dito melihat mamanya dengan takut-takut, ia ingin melihat reaksi mamanya.

Mata Mirna menerawang. Kehidupan rumah tangganya tidak pernah sepi dengan pertengkaran. Suaminya beberapa kali memintanya untuk berhenti kerja agar ada yang mengurus Dito. Sebagai wanita pekerja, karirnya sedang berada di puncak-puncaknya. Mirna menganggap Pram laki-laki yang egois dan takut tersaingi olehnya. Karir Pram memang tidak semulus karir Mirna. Dengan gajinya yang berada di bawah Mirna semakin memperlebar jurang kesenjangan di antara mereka.

"Mama marah ya?" Suara Dito memecahkan lamunan Mirna. Mirna menggeleng.
"Tidak sayang.... teruskan, mama janji akan mendengarkan semua cerita Dito sampai selesai." Mirna membelai rambut Dito.

15 Maret 2010

"Dito sangat benci perpisahan ma.... Sejak Mama dan papa berpisah, mama tidak pernah mengijinkan Dito bertemu lagi dengan papa. Padahal Dito kangen sekali dengan papa. Kangen saat papa ngajak Dito main. Kangen sama cerita-cerita papa yang lucu-lucu."

"Waktu papa dan om Suryo datang ke rumah ingin menjenguk Dito, mama malah mengunci Dito di kamar. Dito hanya memandang dari jendela. Mama sama sekali tidak membukakan pintu. Hingga setelah lama papa dan om suryo cape menggedor-gedor pintu pagar, akhirnya mereka pulang dengan wajah kecewa. Aku tulis di buku ini betapa Dito sangat benci mama. Mama adalah mama yang paling kejam."

Mirna mulai meneteskan air matanya. Tapi, segera ia usap dengan jarinya yang lentik. Untung Dito tidak lihat ia menangis. Dito masih terpaku dengan buku dairy yang dipegangnya.


23 Juni 2010

"Mama... di lembaran ini, Dito nulis tentang kesedihan Dito. Dito sangat sedih mama dan papa berpisah, dan sejak saat itu, Dito jadi malas belajar. Beberapa kali mama mukul Dito kalau mama dipanggil ke sekolah. Mama pernah melemparkan kertas-kertas ulangan Dito ke muka Dito. Bukan itu saja, mama memukul paha Dito sampai biru-biru. Mama bilang, kalau mama malu punya anak yang bodoh. Mama juga bilang... mama dan papa tidak pernah dapat nilai jelek waktu di sekolah. Mama mengancam Dito, akan dikeluarkan dari Sekolah Internasional itu, jika nilai-nilai Dito  masih jelek." Dito menahan napasnya. Diliriknya mamanya yang sudah kelihatan ingin menangis. Ia melanjutkan lagi ceritanya.

"Ma.... Begitu mama tahu Dito tidak pernah pergi les atau belajar privat, mama menjambak rambut Dito, hingga beberapa lembar rambut Dito lepas. Mama terus memukul Dito, padahal Dito sudah bilang minta maaf dan berjanji mau ikut les. Mama makin menjadi-jadi mukul Dito, padahal Dito udah bilang minta ampun berkali-kali."

Kali ini, Mirna tidak dapat menahan air matanya. Mirna memeluk Dito dengan erat. "Kenapa sayang... kenapa Dito tidak pernah ngomong tentang perasaan Dito terhadap mama." Ah... pertanyaan yang bodoh, batin Mirna. Mana sempat ia mendengarkan cerita Dito. Ia pergi sebelum Dito bangun tidur dan pulang kembali ke rumah di saat Dito sudah tertidur lelap. Kapan ia punya waktu mendengarkan keluh kesah Dito.

Mirna berkali-kali meminta Dito untuk mengerti keadaannya. Sebagai orang tua tunggal dengan pekerjaan yang begitu banyak. Dan tingkat stress yang tinggi, membuat Mirna jadi cepat pemarah.

Setiap ia melampiaskan kemarahannya pada Dito, hatinya merasa bersalah. Pasti keesokan harinya ia akan membelikan coklat dan makanan kesukaan Dito. Setiap akhir pekan, Mirna juga tidak pernah lupa membelikan mainan-mainan yang mahal untuk Dito. Mirna pikir, dengan semua itu, Dito akan memaafkannya dan melupakan kejadian pemukulan-pemukulan itu. Baju Dito telah basah oleh air mata Mirna.

"Kenapa sayang...kenapa kau hapus semua tulisanmu di buku itu? Kenapa tidak kau ijinkan mama untuk membaca dan jadi pengingat jika mama mulai marah..." Mirna menangis sesenggukan.

"Kata Bi Ijah, agar Dito disayang Allah, Dito harus memaafkan mama dan melupakan semua kebencian Dito pada mama. Kata Bi Ijah, mama sangat sayang sama Dito. Tapi, karena mama cape... jadinya mama suka marah-marah sama Dito. Dito ingin melupakan semua kebencian Dito sama mama, makanya Dito menghapus semua tulisan itu. Karena setiap Dito membaca kembali tulisan di diary, semakin kebencian Dito bertambah kepada mama. Maafkan Dito yang ga pernah ngerti mama." Dito mulai menangis.

"Tidak sayang.... mama yang harusnya minta maaf. Mama berjanji tidak akan memukuli kamu lagi. Mama sangat menyesal sekali. Jangan benci mama sayang.... mama sangat sayang Dito.... Mama hanya punya Dito." Mirna semakin erat memeluk Dito.


**********************

Selama perjalanan menuju rumah eyangnya di Bandung, Dito terlihat sangat gelisah. Beberapa kali ia memandang wajah mamanya. Mirna merangkul dan mengelus-elus kepala Dito, hingga akhirnya Dito pun tertidur di bahu mamanya. Mobil mereka sudah memasuki tol Cipularang. Di km 100, tiba-tiba....

"Jedaaarrrr !!!...." Suara benturan yang sangat keras. Mobil yang ditumpangi Mirna oleng dan terseret hingga 10 meter. Ujang, sopir berusaha mengendalikan mobil dengan membanting stir. Akhirnya mobil mereka menabrak dinding tol. Hampir sebagian besar badan mobil penyok tak berbentuk lagi. Darah segar segera membasahi jalanan. Mobil Mirna tersenggol oleh sebuah mobil sedan yang berwarna putih.

***********************

Mirna terbangun dengan pandangannya yang masih kabur. Begitu siuman Mirna baru ingat, kejadian tabrakan mobil di Tol Cipularang. Di sampingnya berdiri seorang wanita paruh baya yang masih terlihat wajah ningratnya.

"Dito.... di mana Dito maa...aku di mana...mana Dito..." Begitu mendapati tubuhnya yang tidak bisa bergerak lagi dan dengan wajah penuh dengan perban, Mirna berteriak histeris.
"Mama.... apa yang terjadi padaku..... Kenapa tubuhku sulit digerakkan..." Mirna mencoba berontak.

Wanita separuh baya yang merupakan mama Mirna tak kuasa menahan tangisannya. Sudah 5 lima hari, ia ada di rumah sakit menemani anaknya yang koma. Dan betapa bersyukurnya ia begitu tahu anaknya telah siuman dari koma. Meskipun ia harus menelan kenyataan pahit, bahwa anaknya mengalami kelumpuhan seumur hidup dengan wajahnya yang cacat.

"Mirna... Dito telah...." Mama Mirna seperti tercekat lehernya ketika ingin memberitahukan keadaan Dito.
"Apa yang terjadi dengan Dito Ma... mana Dito ma...." Mirna mulai berteriak lagi meskipun ia harus merasa ngilu dan perih di bagian wajahnya.
"Dito telah meninggal dunia nak... sabarlah sayang..." Mama Mirna menggenggam tangan anaknya erat-erat.
"Apaaaa....... tidak.... Dito tidak boleh meninggal.... Dito... mama sayang Dito.... mama sayang Dito..." Tangisan Mirna pecah memenuhi isi ruangan. Suster-suster segera berlari begitu mendengar jeritan Mirna yang sedang berada di ruang ICU.

************************

Tanah merah masih basah. Harumnya bunga yang ditabur di pusara sudah mulai kelihatan layu. Layu... seperti perasaan Mirna saat ini. Hatinya hancur berkeping-keping. Bahkan, tuhan pun tak mengizinkan dirinya untuk mengantarkan Dito ke tempat peristirahatannya yang terakhir kali. Buku diary warna merah hati masih dipegang erat oleh Mirna. Masih menyisakan tanggal dan tahun di tiap lembarnya.

Selasa, 13 November 2012

Ketika Aisyah Mencari Ma'isyah

Hidup jaman sekarang ini serba susah.
Harga kebutuhan pokok dan biaya hidup tidak ada yang murah.
Kesempatan terbuka lebar sehingga banyak muslimah yang keluar rumah.
Sudah banyak muslimah yang hebat-hebat, pintar-pintar dan berijazah.
Sudah banyak wanita yang menduduki posisi penting, mulai tingkat RT sampai tingkat Lurah.
Sehingga semua ini jadi kelihatan lumrah.

Apakah mereka yang salah ?
Tidak.... jika suami telah ridho si aisyah mencari ma'isyah.

Hidup ini pilihan, ada yang memilih untuk bekerja.
Ada juga yang memilih jadi ibu rumah tangga.
Masing-masing ada pahalanya.
Masing-masing ada bagian dan tugasnya.
Allah Maha Mengetahui niat hamba-hambaNya.

Ketika Aisyah mencari Ma'isyah
Semua dilihat dan dinilai Allah dari niatnya.
Ada yang niatnya untuk membantu perekonomian keluarganya.
Ada yang niatnya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Ada yang niatnya untuk mengamalkan ilmunya.
Ada yang niatnya berdakwah untuk umatnya.
Ada yang niatnya untuk menolong sesama.
Dan.... ada juga yang niatnya untuk berbagi ilmu dan pengalamannya.

Ketika Aisyah harus mencari Maisyah, Karena beberapa kondisi ini:
* Suami terkena PHK atau dipensiunkan dini.
* Istri-istri yang menjadi janda atau ditinggal mati.
* Suami yang bekerja namun pendapatannya tak mencukupi.
* Ada keluarganya atau suaminya yang sakit keras perlu diobati.
Sehingga Aisyah pun mencari ma'isyah.

Tapi sobat....
Setinggi-tingginya kita berpangkat.
Sepandai-pandainya kita jadi diplomat.
Sepenting-pentingnya kita jadi pejabat.
Semuanya itu kita niatkan untuk menjadi orang yang bermanfaat.
Dengan tidak melupakan kodrat.
Kodrat seorang wanita sebagai istri dan sebagai ibu yang telah diberikan amanat.
Tetaplah jadi muslimah yang bermartabat.
Tetap berpegang teguh kepada syariat.
Tidak berbaur dengan laki-laki/ikhtilat.
Apalagi sampai berdua-duaan/berkhalwat.
Sehingga syetan akan membangkitkan syahwat.

Apapun kiprahmu di luar.
Janganlah anak-anak dan kewajiban utamanya menjadi terlantar.
Sehingga anak-anak mencari jati diri dan kasih sayang di luar.
Jadilah mereka anak-anak yang sukar dan liar.

Ingatlah wanita adalah tiang negara.
Dan semua itu bermula dari sebuah keluarga.

"Kebenaran itu datangnya dari Allah dan segala kesalahan datangnya dari saya sendiri"

Bertaubatlah Sebelum Terlambat


Bismillahirrohmanirrohiim.

Muhasabah diri.

saya ini bukan ustadzah apalagi ustadz.
lah..saya ini seorg akhwat.
saya juga ga alim2 amat.
saya cuman mo ngasih nasihat.
buat sahabat dan kerabat.
baik yg jauh maupun yg dekat.
nasihat ini terutama buat saya, yg msh jauh dr taat.

Buat diriku n para sobat...
* yg sholat 5 wktnya suka kelewat-lewat.
* yg slm hidupnya ga pernah sholat.
* yg suka ninggalin sholat jum'at.
* yg merasa jadi murtad.
* yg sukanya numpuk2in harta n emas ampe berkarat-karat.
* yg hartanya dah lewat nisab.
tapi ga mau berzakat.
* yg suka mkn uang rakyat.
* yg suka menyalah gunakan amanat.
* yg ama org suka berkhianat.
* yg suka mkn riba, ngasih utang byrnya berlipat-lipat.
* yg suka main dukun, minta penglaris ama jimat.
* yg suka pake pengasihan biar byk yg terpikat.
* yg durhaka ama ortu n suami, jd kualat.
* yg senangnya berjudi sama mabok2an ampe berkrat-krat.
* yg sukanya tebar pesona, mainin hati akhwat.
* yg ga berhijab sukanya pamer aurat.
* yg kalo disuruh ngaji, bilangnya ga sempat.
* yg mutusin silaturahmi dg kerabat.
* yg ga pernah puasa, bilangnya gak kuat.
* yg gemar berbuat maksiat.

maka ....

sebelum qt masuk unit gawat darurat.
dan dokter bilang riwayatnya udah tamat.
Sblm dtg hari yg maha dahsyat.
Sblm langit digulung & bumi dilipat.
Sblm maut mendekat.
Dan...semuanya tlah terlambat.
SEGERA BERTAUBAT !!

Minggu, 11 November 2012

Indahnya Belajar dari Alam

Teringat waktu masih kanak-kanak, ketika saya duduk di bangku SD. Tanpa saya sadari ternyata alam telah memberikan pelajaran yang sangat berharga buat saya. Waktu SD pelajaran IPA adalah pelajaran yang menyenangkan untuk saya dan teman-teman. Saat pelajaran itu, kami dibawa ke sebuah tanah lapang yang berada di belakang sekolah kami. Daerah ini terlihat masih alami karena banyak ditumbuhi oleh pepohonan, rumput-rumput liar dan tanaman. Pemandangan ini dihiasi dengan warna-warni kupu-kupu yang hilir mudik, belalang yang melompat kesana kemari, kadal yang berlari ketika kami menghampiri serta bunglon yang selalu berubah warna.


Ketika kami belajar tentang ekosistem, guru menyuruh kami untuk mengamati dan mencatat ekosistem hewan yang ada di sana. Begitu pula ketika pada materi metamorfosis hewan, kami kembali diajak untuk mengamati proses metamorfosis kupu-kupu. Permainan ini segera di mulai. Pak guru menyuruh kami mencari kepompong yang ada di sekitar tempat itu. Seperti permainan mencari harta karun, lalu menyebarlah kami mencari sosok kepompong yang dimaksud pak guru. Betapa senangnya kami ketika berhasil menemukan beberapa kepompong. Salah satu teman kami berteriak ada sebuah kepompong yang bergerak-gerak. Kami berlari menghampiri teman tersebut. Benar saja, kepompong tersebut sedikit demi sedikit terbuka hingga akhirnya kulit kepompong tersebut benar-benar robek. Kami bersorak sorai menyaksikan sebuah kupu-kupu yang indah terbang ke udara. Setelah menyaksikan semua itu, pak guru menyuruh kami untuk mencatatnya di buku tulis.

Demikian pula, kejadian si bunglon yang selalu berubah-ubah warna. Ketika bunglon menempel di dahan kayu, dia berwarna coklat, lalu berubah lagi menjadi hijau, ketika berjalan di rerumputan. Kami memanggil pak guru untuk menjelaskan keadaan hewan yang kami temui. Lalu, mulailah pak guru menjelaskan bahwa nama binatang itu adalah bunglon dan dengan cara inilah ia mempertahankan diri dari musuh. Ooohh... dengan serentak saya dan teman-teman mengiyakan perkataan pak guru.

Suatu ketika, kami disuruh pak guru terutama anak laki-laki untuk mencari kecebong. Untuk kegiatan seperti ini, teman laki-laki langsung berlomba mencari kecebong di got depan sekolah. Kami yang perempuan ada yang berteriak-teriak memberikan support ada juga yang merasa jijik. Setelah kecebong berhasil dikumpulkan, mulailah kami bereksperimen. Beberapa kecebong di taruh di toples, kami memperhatikan proses perubahan kecebong menjadi anak katak.

Suatu hari bapak membelikan beberapa ayam kampung sejumlah anak-anaknya. Mulailah kami sebagai si empunya ayam memberikan nama. Tugas kami merawat dan memberinya makan. Kalau ada ayam-ayam kami yang kawin kami mengelilinginya untuk menonton adegan tersebut. Kami senang kalau ada ayam betina yang sudah bertelur. Tanpa rasa jijik, saya memasukan jari ke a**s ayam dengan cara menunggingnya. Senangnya jika jari ini sudah menyentuh benda keras yang kami yakini sebuah telur. Tibalah si induk ayam mengeluarkan telur-telurnya. Induk ayam kami taruh di atas keranjang, yang sudah dilapisi kain bekas. Pluk...pluk.... satu persatu telur keluar. Horeee... kami berteriak.


Kata pak guru, telur dierami induknya selama 21 hari. Ini membuat rasa penasaran saya begitu besar. Setiap pulang sekolah, saya langsung lari menuju kandang ayam. Saya selalu menunggu waktu-waktu si ayam betina mengerami telurnya.  Dengan penasaran saya amati bagaimana induk ayam mengerami telur-telurnya. Si induk ayam mengerami telurnya sambil membolak-balikkan telur-telurnya. Saya tertawa sendiri melihat perilaku hewan yang ada di depan saya. Begitu adilnya si induk ayam, sehingga tidak ada satu pun telur yang terlewati olehnya. Sebuah tanda tanya besar ada di kepala, siapakah yang mengajarkan induk ayam ini. Bagaimana induk ayam tahu, kalau ia sudah 21 hari mengerami telurnya. Ayamkan tidak sekolah? Memangnya ayam bisa berhitung ? Begitulah cara berpikir saya yang masih kanak-kanak. Tepat hari yang ke-21, saya menunggu-nunggu telur-telur itu menetas. Betapa senangnya saya dan kakak-kakak saya begitu melihat satu persatu telur-telur itu mulai bergerak lalu sedikit retak hingga akhirnya menetas dengan sempurna. Dari telur-telur itu, keluarlah anak ayam yang masih basah dengan darah dan belum bisa berdiri.

Kucing-kucing kampung silih berganti datang ke rumah. Setiap kucing yang datang, tidak diusir hingga akhirnya dia mengganggap rumah kami adalah rumahnya. Mulai kucing yang berwarna putih, hitam, belang-belang dan kuning semuanya betah di rumah, padahal kami tidak berniat sama sekali memelihara mereka. Ada satu kucing si belang namanya, kucing itu paling lama jadi penghuni rumah kami. Sejak dia masih muda belia dan sudah beberapa kali melahirkan anak sampai si belang sudah jadi nenek-nenek alias sudah peyot hingga akhirnya si belang mati.

Si belang  kelihatannya lebih menarik daripada kucing-kucing betina lainnya. Dia suka jadi incaran kucing-kucing jantan. Plafon rumah yang berjatuhan sudah tidak terhitung lagi akibat aksi kejar-kejaran mereka. Saya juga sering mengamati adegan kucing lagi kawin sampai saat mereka akan melahirkan. Biasanya, kucing yang mau melahirkan terlihat gelisah dan membolak-balikkan badannya. Begitu tahu kucing belang kesayangan kami akan melahirkan, saya membantu memijat-mijat perut si belang. Setelah beberapa kali kontraksi satu persatu anak kucing lahir. Lucu-lucu dan menggemaskan. Satu persatu si belang menaruh anak-anaknya ke keranjang yang berisi kain-kain bekas. Dia menatap saya penuh arti. Kalau si belang bisa bicara, mungkin dia ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada saya. Tuh kan, binatang saja tahu cara berterima kasih.

Suatu hari tanpa sengaja, mata saya tertuju pada sarang lebah yang ada di atas kayu-kayu balok yang ditaruh di samping rumah. Saya panggil ibu untuk melihat. Ibu menyuruh anak-anaknya agar tidak mengganggu sarang lebah tersebut. Rasa penasaran saya ternyata mengalahkan pesan yang disampaikan ibu. Dengan jari telunjuk, saya colek madu yang ada di atas sarang, lalu mencicipinya. Hmm.... rasanya manis dan lezat. Besdok dan besok, saya benar-benar lupa pesan ibu untuk tidak menyentuhnya, karena saya sudah ketagihan sama madu gratis ini.

Saya berharap anak-anak juga bisa belajar dari alam. Melihat, mengamati dan menyentuh langsung akan menjadi pelajaran yang lebih menarik dibandingkan hanya sekedar membaca buku atau  hanya dari penjelasan gurunya.