Selasa, 13 November 2012

Ketika Aisyah Mencari Ma'isyah

Hidup jaman sekarang ini serba susah.
Harga kebutuhan pokok dan biaya hidup tidak ada yang murah.
Kesempatan terbuka lebar sehingga banyak muslimah yang keluar rumah.
Sudah banyak muslimah yang hebat-hebat, pintar-pintar dan berijazah.
Sudah banyak wanita yang menduduki posisi penting, mulai tingkat RT sampai tingkat Lurah.
Sehingga semua ini jadi kelihatan lumrah.

Apakah mereka yang salah ?
Tidak.... jika suami telah ridho si aisyah mencari ma'isyah.

Hidup ini pilihan, ada yang memilih untuk bekerja.
Ada juga yang memilih jadi ibu rumah tangga.
Masing-masing ada pahalanya.
Masing-masing ada bagian dan tugasnya.
Allah Maha Mengetahui niat hamba-hambaNya.

Ketika Aisyah mencari Ma'isyah
Semua dilihat dan dinilai Allah dari niatnya.
Ada yang niatnya untuk membantu perekonomian keluarganya.
Ada yang niatnya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Ada yang niatnya untuk mengamalkan ilmunya.
Ada yang niatnya berdakwah untuk umatnya.
Ada yang niatnya untuk menolong sesama.
Dan.... ada juga yang niatnya untuk berbagi ilmu dan pengalamannya.

Ketika Aisyah harus mencari Maisyah, Karena beberapa kondisi ini:
* Suami terkena PHK atau dipensiunkan dini.
* Istri-istri yang menjadi janda atau ditinggal mati.
* Suami yang bekerja namun pendapatannya tak mencukupi.
* Ada keluarganya atau suaminya yang sakit keras perlu diobati.
Sehingga Aisyah pun mencari ma'isyah.

Tapi sobat....
Setinggi-tingginya kita berpangkat.
Sepandai-pandainya kita jadi diplomat.
Sepenting-pentingnya kita jadi pejabat.
Semuanya itu kita niatkan untuk menjadi orang yang bermanfaat.
Dengan tidak melupakan kodrat.
Kodrat seorang wanita sebagai istri dan sebagai ibu yang telah diberikan amanat.
Tetaplah jadi muslimah yang bermartabat.
Tetap berpegang teguh kepada syariat.
Tidak berbaur dengan laki-laki/ikhtilat.
Apalagi sampai berdua-duaan/berkhalwat.
Sehingga syetan akan membangkitkan syahwat.

Apapun kiprahmu di luar.
Janganlah anak-anak dan kewajiban utamanya menjadi terlantar.
Sehingga anak-anak mencari jati diri dan kasih sayang di luar.
Jadilah mereka anak-anak yang sukar dan liar.

Ingatlah wanita adalah tiang negara.
Dan semua itu bermula dari sebuah keluarga.

"Kebenaran itu datangnya dari Allah dan segala kesalahan datangnya dari saya sendiri"

0 komentar:

Posting Komentar