Selasa, 30 Oktober 2012

Hee Ah Lee dan Kekuatan Cinta Seorang Ibu

Bagaimana jika janin dalam kandungan anda telah divonis dokter akan lahir dalam keadaan cacat, dan dokter menyarankan supaya tidak melanjutkan kehamilan lagi. Ditambah lagi dengan penolakan dari keluarga anda, yang menganggap bayi yang lahir cacat dianggapnya sebagai aib.


Inilah yang dialami oleh Woo Kap Sun, ibu Hee Ah Lee. Melalui pemeriksaan USG, tampaklah janin Hee Ah lee yang tidak sempurna. Jari-jarinya tidak terbentuk normal, begitupula dengan pertumbuhan kakinya. Saat mengetahui kondisi bayinya, hatinya bergejolak dan pikirannya kacau. Harus bagaimana?

Tidak hanya itu, ketidaksempurnaan sang jabang bayi mendapat penolakan dari keluarga besarnya. Mereka menganggap bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat adalah aib. Mereka meminta Hee Ah Lee diserahkan ke panti asuhan.

Woo Kap Sun pun bertekad mempertahankan bayinya dan dengan kekuatan cintanya, akan membesarkan bayinya itu. Ibu Hee Ah Lee melihat kalau Tuhan telah memberikan hadiah terindah untuknya. Tuhan telah memberikan kesempatan untuk memiliki anak, walaupun anak yang akan dilahirkannya cacat.

Akhirnya Hee Ah Lee lahir ke dunia ini . Ia lahir dalam keadaan cacat dan mengalami "lobster claw syndrome" dan keterbelakangan mental. Sang ibu adalah seorang perawat yang merawat dua orang cacat sekaligus. Ayah Hee Ah Lee harus duduk di kursi roda dan menjadi lumpuh seumur hidup akibat kecelakaan saat bertugas. Cacat tulang punggung yang dideritanya sebenarnya tidak memungkinkan untuknya memiliki anak. Hal ini pulalah yang menjadi alasan Woo Kap Sun untuk mempertahankan kehamilannya setelah selama 7 tahun menanti buah hatinya.

Tak terbayangkan sulitnya sang ibu merawat Hee Ah Lee seorang diri, ketika suaminya akhirnya meninggal dunia saat Hee Ah Lee masih kecil. Namun, ujian yang begitu berat tidak membuat sang ibu patah semangat dalam membesarkan Hee Ah Lee. Ia justru ingin melakukan hal yang berarti untuk kehidupan anaknya. Dengan kesabaran, keuletan dan rasa percaya diri , Ibu Hee Ah Lee melewati masa-masa yang sulit untuk membuat Hee Ah Lee lebih berarti.

Ketika usia Hee Ah menginjak tujuh tahun, Woo Kap Sun berinisiatif melatih otot motorik jari Hee Ah. Anda bisa bayangkan, betapa sulitnya menjadi seorang pianis dengan hanya memiliki 4 jari. Betapa Hee Ah Lee harus bekerja keras dalam berlatih memainkan piano dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya.

Kesulitan lain yang muncul, kakinya yang hanya sebatas lutut tidak bisa menjangkau pedal piano. Sang ibu mencari akal, akhirnya dia mendapat informasi bahwa di Jepang ada yang membuat dan menjual pedal khusus. Ia pun berangkat ke Jepang dan membeli pedal tersebut.

Ketekunan, kegigihan dan kesabaran Woo Kap Sun membuahkan hasil. Hee Ah Lee berhasil dan mahir memainkan piano. Bukan hanya itu,kini Hee Ah Lee menjadi seorang pianis dunia yang manggung di banyak negara. Walaupun semula, tidak terpikir oleh Woo Kap Sun ingin menjadikan Hee Ah sebagai pianis terkenal.

Inilah Hasil dari kekuatan cinta seorang ibu yang memiliki anak yang cacat. Hee Ah Lee menjadi inspirasi buat semua orang dan sang ibu yang berada dibalik kesuksesannya , menjadi motivator bagi para ibu yang memiliki anak cacat. Sungguh tulus cinta kasih yang ditunjukkan oleh ibu Hee Ah Lee.

0 komentar:

Posting Komentar