Selasa, 30 Oktober 2012

Rima Gadis Kecil yang Mandiri

Foto Rima saat akan masuk kelas 1 SMP

Ketertarikan saya pada gadis kecil berambut ikal ini, berawal dari kunjungan saya ke rumah kakak ipar saya. Menurut saya, Sulung dari kakak ipar ini adalah anak yang hebat, mandiri dan tidak manja. Rima di mata adik-adiknya sebagai sosok kakak yang disegani, dipatuhi kata-katanya sekaligus dicintai. Layaknya asisten bagi kedua orangtuanya, Rimalah yang menjaga kedua adiknya dan mengambil alih pekerjaan rumah di saat orangtuanya sedang sibuk menjaga toko milik mereka.

Saya dibuat tertegun oleh anak seusia 8 tahun. Azan zuhur belum juga terdengar, Rima sudah siap mengenakan mukenanya lengkap dengan sajadah yang telah terbentang di lantai. Adik-adiknya pun diingatkan untuk menghentikan main dan segera siap-siap sholat. “Subhannalloh…” saya hanya bisa bergumam dalam hati. Terharu hati ini menyaksikan semua yang ada di hadapan.
Saya dan suami tidak mau kalah dengan bocah yang masih duduk di kelas 3 ini, segera kami ambil wudhu dan sholat berjamaah setelah menunggu beberapa saat azan berhenti. Selesai sholat, dengan cekatan Rima menyuguhkan menu makan siang untuk kami, dan diteruskan dengan tugas selanjutnya menyuapi si adik bungsu yang masih berusia 3 tahun. Belum tuntas acara makannya. Si adik bungsu membisikkan sesuatu padanya dan langsung dijawab dengan anggukan. Tidak terlihat kekesalan pada wajahnya, yang ada hanya limpahan kasih sayang pada sang adik. Lagi-lagi saya dibuat kagum olehnya. Rima dengan sigap membukakan celana adiknya yang sudah tidak tahan untuk BAB. Dengan sabar ia menunggui si adik di depan kamar mandi dan menyeboknya setelah si adik selesai menunaikan hajatnya.

Suatu ketika Rima bercerita. Orangtuanya pergi ke rumah kerabat dan karena suatu kondisi, mengharuskan mereka bertiga tetap di rumah. Sepeninggal ayah ibunya, kebetulan sedang ada pemadaman listrik. Entahlah apa yang dilakukan oleh bocah cilik ini ketika harus menenangkan adiknya yang menangis ketakutan karena listrik tidak kunjung menyala. Mendengar cerita dari mulut mungilnya, saya jadi semakin kagum dengan sosok kakak yang satu ini. Rima tidak hanya mampu mengurusi dirinya sendiri, namun ia juga dapat mengayomi sekaligus ngemong terhadap adik-adiknya.

Bagaimana bisa? pertanyaan ini spontan keluar dari bibir saya kepada suami. Orangtua mana yang tidak kepingin memiliki anak seperti itu? Anak yang mandiri, santun akhlaknya, cerdas dan tidak manja . Insya Allah, anak dengan model seperti ini akan mudah melewati masa-masa sulitnya di kemudian hari.

Rima kini telah menginjak remaja dan telah menjadi siswa kelas 1 SMP di pesantren yang terletak di Sumatera Utara. Kemandirian yang telah ditanamkan sejak dini oleh orang tuanya, membuat ia menjadi anak yang mandiri ketika ia harus berpisah dengan kedua orang tuanya yang  saat ini  tinggal di Sentul, Bogor.


0 komentar:

Posting Komentar